Harmoni Keberagaman di Solo Imlek Festival

Selasa, Januari 31, 2017

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Lampion di Pasar Gede Solo 
Bersyukur sekali rasanya aku bisa mengenal dan tinggal di Kota Solo. Kota multikultural yang erat dengan budaya jawa serta adat-istiadatnya. Belum lama memang. Kurang lebih baru berjalan 5 tahun ini. Ya, 5 tahun. Waktu yang menurutku cukup untuk “berkenalan” dan mengeksplorasi lebih dalam tentang Kota Bengawan. Kota yang ramah dan menawan.

Hijrahku ke Kota Solo waktu itu tak lain karena aku melanjutkan studi di Universitas Sebelas Maret atau lebih dikenal dengan UNS. Kampus yang sering membuat orang-orang salah menyebutnya menjadi Universitas Negeri Solo. Selain dikenal dengan nilai akreditasi yang bagus serta biaya kuliahnya yang murah, kampus dengan almamater berwarna biru muda ini aku pilih karena letaknya tidak terlalu jauh dengan daerah asalku, Purworejo. Biasa kan, anak perantauan baru pengennya sering-sering pulang ke rumah :)

Suasana Kota Solo yang aman dan kondusif juga menjadi alasan lain mengapa aku pergi merantau ke kota penghasil batik ini. Meskipun terdapat berbagai macam etnis, suku dan agama, tetapi jarang sekali terjadi keributan. Masyarakat Solo saling membaur satu sama lain tanpa memandang perbedaan yang ada. Suasana “guyub rukun” ini bisa kita lihat sehari-hari ketika berkunjung ke Solo, salah satunya saat Imlek tiba.

Eloknya Pasar Gede Solo saat Imlek
Ketika Imlek tiba, warga keturunan Tionghoa di Solo akan memasang ribuan lampion di sekitar Pasar Gede. Lampion yang terpasang di area Pasar Gede menjadi salah satu daya tarik bagi warga Solo untuk mengabadikan moment Imlek yang hanya diperingati setahun sekali. Tanpa membedakan etnis, suku dan agama, ratusan bahkan ribuan warga Solo tumpah ruah berselfie ria di bawah cahaya lampion. Mereka akan mencari angle serta pose terbaik demi memperoleh hasil foto yang maksimal. Selain 5000 buah lampion berwarna merah, pihak panitia Solo Imlek Festival (SIF) 2017 juga memasang 12 lampion shio Cina yang dinyalakan mulai dari tanggal 17 Januari hingga acara SIF 2017 berakhir.


Pasar Gede sendiri merupakan pasar tradisional yang masih berdiri dan beroperasi hingga saat ini. Pasar yang berusia 87 tahun tersebut menjadi saksi bisu terjadinya akulturasi budaya Tionghoa dan Hindu pada masa Majapahit. Lokasi pemukiman warga Tionghoa yang berada di sekitaran Kali Pepe serta berdekatan dengan tanah lapang yang sering digunakan untuk aktivitas umat Hindu Majapahit kala itu, menyebabkan timbulnya interaksi jual beli diantara kedua etnis berbeda ini. Tahun 1927, Paku Buwono X yang menjabat sebagai Raja Kasunanan Surakarta memerintahkan seorang arsitek dari Belanda untuk mendirikan pasar dan kompleks perkantoran disekitar Kali Pepe. Pasar inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya Pasar Gede Solo yang selesai dibangun pada tahun 1930.
Suasana Jual-Beli di Pasar Gede
Pasar Gede yang terletak dikawasan pecinan juga menjadi simbol harmoni kehidupan sosial budaya masyarakat Solo. Disini kita bisa melihat keberagaman para penjual dan pembeli dari berbagai etnis, suku dan agama membaur tanpa mempermasalahkan perbedaan. Selain itu, tak jauh dari Pasar Gede, tepatnya 10 meter disisi selatan juga berdiri satu buah Klenteng Tien Kok Sie yang digunakan sebagai tempat ibadah warga Tionghoa.
Klenteng Tien Sok Kie
Solo Imlek Festival 2017
Menyambut Imlek tahun 2017 panitia Solo Imlek Festival (SIF) dengan tema Nusantara Satu : Merajut Kebhinekaan, Memperkokoh NKRI, menyelenggarakan berbagai acara pendukung selain pemasangan 5000 lampion. Acara yang akan berlangsung dari Januari hingga Februari 2017 tersebut antara lain :

1. Donor Darah
Kegiatan yang bekerjasama dengan PMI Kota Surakarta ini dilaksanakan di Solo Paragon Lifestyle Mall pada tanggal 21 Januari 2017 dengan target perolehan sebanyak 200 kantong darah.

2. Pemecahan Rekor MURI : Menulis Aksara Jawa Terpanjang 500 Meter
Panitia SIF 2017 bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Budaya UNS Surakarta akan menyelenggarakan Pemecahan Rekor MURI : Menulis Aksara Jawa Terpanjang 500 Meter. Acara tersebut akan dilaksanakan pada tanggal 5 Februari 2017 dan bertempat di Atrium Solo Paragon Lifestyle Mall. Nantinya, masing-masing peserta yang sudah melakukan registrasi akan mendapatkan ruang menulis seluas 1 meter2 dan memperoleh sertifikat serta media tulis dari panitia.

3. Parade Barongsai & Perayaan Cap Go Meh
Dua event ini akan berlangsung di hari yang sama yaitu pada Sabtu, 11 Februari 2017. Parade Barongsai akan dimulai pukul 10.00 pagi dengan rute pawai sepanjang jalan protokol Kota Solo. Sementara perayaan Cap Go Meh dimulai pukul 18.00 dan bertempat di Pendhapi Ageng Balaikota Surakarta.

4. Grebeg Sudiro
Grebeg Sudiro adalah perayaan hasil akulturasi budaya dari masyarakat Tionghoa – Jawa. Kata grebeg sendiri merupakan tradisi khas Jawa untuk menyambut hari-hari khusus seperti : Mulud, Syawal dan Suro. Puncak dari perayaan Grebeg Sudiro ialah saat perebutan gunungan yang tersusun dari ribuan kue kranjang serta kuliner khas Kota Solo antara lain bakpao, gembukan, onde-onde, dan jamu. 14 jodang pembawa gunungan ini diarak disekitar Kelurahan Sudiroprajan serta diikuti pawai dari kesenian Tionghoa dan Jawa.

Kesenian yang ikut dalam karnaval ini antara lain atraksi barongsai dan liong, tarian dan pakaian tradisional, Reog Ponorogo, atraksi para atlet wushu, serta marching band dari Satpol PP Kota Solo, Gita Pamong Praja. Karnaval yang diikuti oleh berbagai instansi dan beberapa unsur masyarakat ini sekali lagi menunjukkan adanya rasa kebhinekaan yang terjadi di Kota Solo. Hujan yang mengguyur saat itu juga tidak menyurutkan antusiasme warga Solo untuk menyaksikan kemeriahan Karnaval Grebeg Sudiro yang dilaksanakan pada tanggal 22 Januari 2017.


Selain karnaval, Grebeg Sudiro memiliki 4 kegiatan lain untuk memeriahkan Solo Imlek Festival 2017. Acara yang juga diselenggarakan dikawasan Pasar Gede dan Kali Pepe tersebut yaitu Lomba Kreasi Lampion untuk SMA dan SMK se-Solo Raya pada tanggal 10 Januari 2017. Acara kedua, Lomba Wisata Perahu Hias & Bazar Potensi UMKM dari tanggal 17 – 27 Januari 2017. Bazar UMKM yang bertempat di lantai 2 Pasar Gede sisi barat ini diharapkan mampu mengangkat potensi UMKM di Kota Solo. Terdapat 70 stand pengisi yang terdiri dari stand kuliner, fortune teller, shufa (seni tulis kaligrafi huruf Cina), batik dan street magician. Acara berikutnya ada Umbul Mantram, kegiatan kirab serta rebutan gunungan yang sebelumnya telah diberikan do’a oleh 5 unsur agama di Kelurahan Sudiroprajan. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 19 Januari 2017. Acara terakhir pada Grebeg Sudiro berupa Pesta Kembang Api pada tanggal 27 Januari 2017.


Suasana Pesta Kembang Api

Bagaimana, tertarik untuk ikut merasakan “merahnya” Kota Solo saat Imlek tiba? Masih ada event parade Barongsai dan perayaan Cap Go Meh di tanggal 11 Februari lho... :)


Lomba Blog Festival Imlek Indonesia 2017

You Might Also Like

26 comments

  1. wuahhh meriah banget perayaan imleknya, lampion dimana-mana, sukses ya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. januari-februari solo bakal meriah & merah mbak :) banyak event...aamiin

      Hapus
  2. wah ini menarik, ada promo dari airlines yang mengajak untuk lihat cap go meh. Pariwisatanya kayaknya jalan juga ya mengundang orang masuk.


    deddyhuang.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. untuk promo dari airlines cuma paketan pesta kembang api + grebeg sudiro, yg cap go meh belum tersedia koh :)

      Hapus
  3. Huwaa.. Solo Meriah SEKALI imleknya... Banyak event. Kalo di daerahku gak berasa, ya iyalah mayoritas muslim.

    Ternyata pasar gede udah ada jauuh sebelum kemerdekaan ya? Baru tau euy..

    BalasHapus
    Balasan
    1. tiap tahun ini mesti rame kalau lampion di pasar gede udah pada dipasang, cari aja hastag di ig mesti nemu ribuan foto anak-anak hits solo disitu hehe

      Hapus
  4. Meriah banget ya Imlek disana, dan sudah pasti nuansa warna merah kental banget :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. yes mbak....sepanjang jalan pasar gede merah semua, ada 5000 lampion

      Hapus
  5. Pasar gede jadi meriah banget ...kangen dawet telasih nya bu dermi hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. ke solo lagi bang, tgl 11 masih ada event. Plus bulan februari ini ada Solo Great Sale...iya dawet sejuta umat itu. enak, ada jenang-jenang + nangkanya ^^

      Hapus
  6. semoga berangkat ke palembang mas :D
    syukurnya imlek tahun ini gak ada suatu apapun, mengingat di media sosial panas kalo udh ngomongin sentimen thd org tionghoa, yaaaah kebawa pilkadal itu juga sih. semoga setelah pilkadal adem lagi :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin, aman kok mas. Solo adem, ayem, tentrem alhamdulillah

      Hapus
  7. Wah taun kemarin aku ikut acara juga disana...
    Tapi tahun ini gak kemana-mana...
    Padahal seru acara disana liat atraksi yang menarik dan heboh,...

    BalasHapus
  8. Rame sekali ya, baru semalam aku lihat pertunjukan naga dan barongsai di Yogyakarta :)
    sama ramainya .. he

    BalasHapus
    Balasan
    1. rame mas, malemnya di depan pasar gede mesti macet. kalau pulang kerja harus muter cari jalan lain

      Hapus
  9. wah tanggal 11-12 februari banyak banget acara ya.
    ditempatku Bogor juga ada acara festival di sepanjang jalan suryakencana.
    dan pada tanggal-tanggal segitu aku lagi sibuk sibuknya :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya ini, ada cap go meh-an di tanggal 11
      #pray for orang sibuk XD

      berangkat ke derawan-nya kapan mas?

      Hapus
  10. Aku klo imlek uda khatam, tau acara2nya maksudnya
    Tapi klo yang cap go meh masih penasaran
    Terutama budaya makan makannya, hihi
    Eh itu kenapa pasar gedenya fokus ke pisang yang cantik2 itu coba

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihi, foto yang lumayan "menjual" cuma yg pisang-pisang itu kemaren mbak...jd yg tak pasang di blogpost yaaa, yang itu ^^

      Hapus
  11. belum sama sekali pernah ke perayaan imlek

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku juga paling cuma ke lampion-lampion sama liat barongsai, kalo acara lainnya juga belum pernah :)

      Hapus
  12. Jadi, UNS itu sebenernya Universitas Sebelas Maret? Oke, norak. Haha.

    Woah, ada donor darah segala. Mulia sekali.

    Kenapa waktu itu gue gak ke Solo pas imlek aja, ya? Kalau tau acaranya semeriah ini. Meskipun nggak merayakan, tapi asyik hehehe. Apalagi pengin foto-foto di lampionnya. Bagus banget aduh. :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. yes, tp kalau menurut sejarah yg tak baca emang awalnya itu Universitas Negeri Surakarta Sebelas Maret, baru tahun berapa gitu jd Univ. Sebelas Maret doang (tapi singkatanya tetep UNS)

      wah, rugi dong bang...besok kalo mau main ke Solo pas ada event-event aja hehe

      Hapus

Yakin udah di baca? Apa cuma di scroll doang?
Yaudah, yang penting jangan lupa komen yes?
Maturnuwun ^^

FIND BLOGPOST

Total Viewers