بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّØْÙ…َÙ†ِ اارَّØِيم
Setelah 1 jam berkeliling di Tumurun Private Museum, kami bertiga kembali berjalan menuju
pintu kaca otomatis yang menjadi akses masuk sekaligus akses keluar bagi para
pengunjung. Sebelum mengambil tas punggung berwarna hitam yang tergeletak di
meja penitipan, tak lupa saya sempatkan untuk memotret pintu kaca yang bertuliskan
“Tumurun Private Museum” di atasnya. Lumayan, bisa saya jadikan foto sampul
untuk mempercantik tampilan blog post.
Bar iki meh ngendi, Wis?
Mbuh i, mas. Rung duwe acara juga aku.
Melu adewe pie?
Nangdi?
Eiger. Nonton-nonton, karo sopo ngerti mengko yen nemu sesuatu
sing menarik.