بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّØْÙ…َÙ†ِ اارَّØِيم
“Ceklek!”
Suara dari pintu kamar kost yang sudah
terkunci menjadi pertanda langkah awal saya untuk melakukan ‘blusukan’ ke kawasan
Gunung Lawu pagi itu. Dengan mengucap bismillah, membaca doa keluar rumah, serta
doa naik kendaraan di dalam hati, tangan kanan saya mulai menarik gas sepeda motor
menuju Kecamatan Tawangmangu yang berada di kaki Gunung Lawu.
Kurang lebih pukul 05.45 pagi.
Sepeda motor yang aki-nya sudah tidak soak
ini, saya belokkan ke salah satu warung yang menjual aneka jajanan pasar dan
nasi bungkus di pinggir jalan. Satu bungkus nasi rames bersayur oseng tempe, 2
buah tahu isi, serta 5 biji kurma yang terbungkus plastik mika, menjadi bekal
saya untuk melakukan perjalanan ke Kawah Candradimuka Gunung Lawu. Setelah ‘belanjaan’
selesai dihitung total, satu lembar uang sepuluh ribuan saya bayarkan kepada
ibu penjual. Alkhamdulillah, masih kembali dua ribu rupiah :)
Nasi rames, tahu isi, serta kurma yang saya
beli, kemudian dimasukkan ke dalam plastik kecil berwarna hitam dan siap
berubah menjadi amunisi – amunisi pengisi energi, selama perjalanan ke Gunung
Lawu nanti.