بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّØْÙ…َÙ†ِ اارَّØِيم
Sumber : pixabay.com
Berbuat baik itu tidak harus menunggu kaya terlebih dahulu.
Itulah kalimat
motivasi yang sering saya dengar dan saya baca di beberapa buku maupun media.
Sederhana, tapi penuh makna. Sebuah kalimat yang perlahan menyadarkan saya,
bahwa berbuat baik sebenarnya adalah hal yang mudah dan bisa dilakukan oleh siapa
saja. Tidak harus kaya, tidak harus dengan harta. Cukup berbagi dengan apa yang dimiliki
“saat ini” saja, kita sudah bisa menjadi pelaku kebaikan bagi sesama.
Dianugerahi Tuhan
dengan kepandaian akademis? Tak ada salahnya membuka tempat les atau kelas
khusus untuk berbagi ilmu yang kita miliki.
Memiliki waktu luang
dan tenaga ekstra? Bergabung menjadi relawan di sebuah komunitas atau lembaga
sosial, mungkin bisa menjadi pilihan.
Punya keahlian mendongeng
atau menggambar? Cobalah mengajak anak-anak di sekitar rumah untuk belajar
bercerita dan menggambar bersama.
Ya, beberapa contoh di
atas memang baru sebagian kecil dari sekian banyak aksi kebaikan yang bisa kita
lakukan. Meskipun tanpa ada embel-embel harta, nyatanya, manusia masih bisa berbuat
baik dengan beragam cara. Cara-cara sederhana inilah yang kemudian menginspirasi,
serta menjadi alasan kuat bagi saya untuk melakukan hal yang kurang lebih sama.
Berbagi kebaikan dengan bermodalkan “apa yang saya miliki saat ini”.
Apa itu? Berbagi
darah.