بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّØْÙ…َÙ†ِ اارَّØِيم
Jadi beberapa hari lalu, saya mengikuti
kegiatan CSR ( Corporate Social
Responsibility ) dari PT. Indaco Warna Dunia untuk melakukan penghijauan di
Bukit Mongkrang . Bukit ini terletak di barisan perbukitan Gunung Lawu sebelah
selatan, tepatnya dekat dengan pos pendakian Cemoro Kandang yang ada di Desa
Gondosuli - Kecamatan Tawangmangu - Kabupaten Karanganyar.
Oiya, udah pada tau dengan PT. Indaco kan? Itu
lho perusahaan terkenal yang memproduksi cat dengan bahan dasar air dan pelarut
organik, so produk cat yang
dihasilkan dijamin ramah lingkungan dan aman digunakan. Nah, produk dari PT.
Indaco yang cukup populer di masyarakat Indonesia yaitu cat dengan merk Envi
dan Belazio. Untuk lebih jelasnya, silakan bisa di googling – googling sendiri nggih?
Hehe
Bulak Peperangan : Sabana Gunung Lawu di Jalur Pendakian via Candi Cetho
Bulak Peperangan Gunung Lawu Minggu, Mei 14, 2017
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّØْÙ…َÙ†ِ اارَّØِيم
Namanya Bulak
Peperangan. Hamparan sabana yang terletak di Gunung Lawu, tepatnya di pos 5
jalur pendakian via Candi Cetho. Jalur pendakian melalui Candi Cetho merupakan jalur
terpanjang yang harus kita lalui jika ingin mendaki Gunung Lawu. Jarak total
dari loket masuk hingga ke puncak Lawu yang terletak di Hargo Dumilah saja sejauh
±16 km. Jarak ini 2X lipat lebih jauh jika dibandingkan melakukan pendakian
melalui Cemoro Sewu, serta 4 km lebih jauh jika kita melewati jalur Cemoro Kandang.
Asyiknya Berwisata Halal, Tak Sekedar Liburan untuk Bersenang-Senang
#CheriaHalalHoliday Minggu, Mei 07, 2017
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّØْÙ…َÙ†ِ اارَّØِيم
2017 seolah menjadi
tahun yang berjalan cukup cepat. Bayangkan saja, sepertinya baru beberapa
minggu lalu kita bersama – sama mengawali hari di tahun 2017, kini lembaran
kalender yang tertempel di dinding rumah sudah menunjukkan bulan kelima di
tahun ini. Ya, bulan Mei. Bulan yang terdiri dari 31 hari ini bakal menjadi
bulan istimewa bagi umat Islam, karena di akhir bulan inilah seluruh muslim di
dunia akan mulai memasuki bulan Ramadhan.
Atmosfer bulan
ramadhan pun akan bisa segera kita rasakan dalam hitungan beberapa hari
kedepan. Jalan – jalan akan mulai dipenuhi dengan baliho “Marhaban Ya Ramadhan”,
televisi siap menayangkan iklan berbagai merk sirup, dan yang pasti akan ada
ribuan langkah kaki kecil dari anak – anak yang digandeng orang tua mereka
untuk menuju masjid, demi mengantri tanda tangan buku catatan kegiatan ramadhan
dari pak kyai setelah selesai berjamaah
sholat tarawih.
Langkah Pemerintah Indonesia dalam Mengentaskan Kemiskinan melalui Bidang Pendidikan
Data Lomba Jumat, Mei 05, 2017
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّØْÙ…َÙ†ِ اارَّØِيم
Salah satu
permasalahan besar yang masih dihadapi oleh bangsa Indonesia hingga saat ini adalah
kemiskinan. Meskipun terkenal memiliki sumber daya manusia dan kekayaan alam yang
melimpah, nyatanya kedua hal tersebut belum mampu dikelola secara maksimal dan
menjadi faktor penyebab tingginya angka kemiskinan di Indonesia. Menurut data
yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk miskin di
Indonesia pernah mencapai level tertingginya pada tahun 1970 dengan jumlah
total sebanyak 70 juta jiwa.
Selain belum
maksimalnya pemanfaatan sumber daya manusia dan kekayaan alam, ada banyak
faktor lain penyebab tingginya angka kemiskinan di Indonesia. Pendidikan adalah
salah satunya. Kurang terjangkaunya biaya pendidikan bagi sebagian besar
masyarakat, menyebabkan mereka sulit mendapatkan pendidikan yang layak. Pada
2015 saja, hampir separuh penduduk miskin yang berusia di atas 15 tahun hanya
mampu menempuh pendidikan di tingkat SD/SMP. Data statistik yang di publikasikan oleh databoks menyatakan bahwa penduduk miskin yang menamatkan
pendidikan di jenjang SD/SMP sebesar 52%. Bahkan, 31% lainnya tidak mampu
menempuh bangku Sekolah Dasar dan hanya 16,7% penduduk miskin yang dapat
mengenyam pendidikan hingga ketingkat SMA atau lebih tinggi.
Rendahnya tingkat
pendidikan ini tentu berakibat pada kualitas sumber daya manusia yang semakin
menurun. Selain itu, seseorang dengan tingkat pendidikan yang rendah juga akan
kehilangan kesempatan untuk mengembangkan diri karena terbatasnya akses dalam
mencari dan mendapatkan pekerjaan. Sebagai langkah konkret untuk mengatasi masalah
pendidikan di Indonesia, pemerintah mulai mencanangkan beberapa program
unggulan demi memperbaiki kualitas pendidikan agar mampu menghasilkan sumber
daya manusia yang handal serta siap bersaing di dunia kerja.
Langkah pemerintah ini
tentunya sesuai dengan program kerja unggulan presiden serta wakil presiden
seperti yang tertuang dalam Nawacita atau 9 program prioritas, poin kelima. Nawacita
poin kelima menyebutkan bahwa pemerintah akan meningkatkan kualitas hidup
manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan dengan
Program Indonesia Pintar (PIP).
Program Indonesia Pintar
merupakan program nasional yang bertujuan untuk memajukan kualitas pendidikan
di Indonesia sesuai instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2014. Program
Indonesia Pintar (PIP) sendiri mencakup beberapa sub program lain seperti
berikut ini :
KIP diberikan sebagai
penanda dan digunakan untuk menjamin serta memastikan seluruh anak usia sekolah
(6 – 21 tahun) mendapatkan manfaat Program Indonesia Pintar bila
terdaftar di sekolah, Madrasah, Pondok Pesantren, Kelompok Belajar (Kejar Paket
A/B/C) atau Lembaga Pelatihan maupun Kursus.
Tujuan lain
diberikannya Kartu Indonesia Pintar bagi anak usia sekolah adalah untuk
meringankan biaya personal pendidikan, sehingga mencegah terjadinya siswa untuk
berhenti sekolah akibat kesulitan ekonomi.
BOS merupakan program
pemerintah untuk penyediaan pendanaan biaya nonpersonalia bagi satuan
pendidikan dasar dan menengah pertama. Sasaran program BOS adalah semua peserta
didik di jenjang Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama, serta Pusat
Kegiatan Belajar Mandiri yang diselenggarakan oleh masyarakat, baik negeri
maupun swasta di seluruh provinsi Indonesia.
Secara umum, dana BOS
digunakan untuk keperluan perawatan sekolah seperti pengecatan bangunan,
perbaikan gedung yang mulai rusak serta pembiayaan listrik.
Dilansir dari website
resmi Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, saat ini Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus mengupayakan program wajib
belajar 12 tahun. Program yang bertujuan untuk memperbaiki sektor pendidikan
Indonesia ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas sosial – ekonomi dan
mengurangi kemiskinan di berbagai daerah di Indonesia. Dengan adanya program wajib
belajar 12 tahun, setiap anak Indonesia dapat menyelesaikan pendidikan hingga
tingkat menengah atas dan siap bersaing di dunia kerja.
Melalui program ini
diharapkan anak usia sekolah dari keluarga miskin dapat terus bersekolah dan di
masa depan mereka mampu memutus rantai kemiskinan yang saat ini dialami orang
tuanya. Bantuan Siswa Miskin (BSM) bersifat bantuan langsung kepada siswa dengan
pertimbangan kondisi ekonomi dan bukan berdasarkan prestasi layaknya pemberian
beasiswa.
Dana Bantuan Siswa
Miskin diberikan kepada siswa mulai dari tingkat dasar hingga Perguruan Tinggi
dengan rincian sebagai berikut :
a. BSM SD/MI sebesar Rp
225.000 per semester atau Rp 450.000 per tahun
b. BSM SMP/MTs sebesar Rp
375.000 per semester atau Rp 750.000 per tahun
c. BSM SMA/SMK/MA sebesar
Rp 500.000 per semester atau Rp 1.000.000 per tahun
Sementara di jenjang
perguruan tinggi, program bagi anak kurang mampu diberikan pemerintah dengan
nama bantuan belajar mahasiswa miskin dan beasiswa bidikmisi.
Keseriusan pemerintah dalam mengatasi kemiskinan juga terlihat dari besarnya anggaran yang dikeluarkan untuk menjalankan program
– program tersebut. Pada 2016, anggaran untuk mengentaskan
kemiskinan mencapai Rp 214,4 triliun. Anggaran tersebut mengalami kenaikan
sebesar 24,4% dari realisasi tahun 2015. Bantuan operasional sekolah, jaminan
kesehatan, serta subsidi pangan adalah salah satu anggaran terbesar pada
pelayanan kebutuhan dasar, yakni 59,2% atau jika kita nominalkan mencapai lebih
dari Rp 100 triliun.
Sumber : databoks.co.id |
Di tahun 2016, perjuangan
pemerintah dalam mengupayakan pengentasan kemiskinan pun mulai menampakkan
hasil positif. Jika kita melihat grafik statistik Indonesia pada September 2016, jumlah penduduk miskin Indonesia berkurang
sekitar 241 ribu orang menjadi 27,76 juta jiwa (10,7%) dibandingkan dengan
kondisi pada bulan Maret 2016, yakni 28,01 juta jiwa (10,86%). Hal ini tentu
tidak terlepas dari adanya usaha besar pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan
melalui serangkaian program, khususnya program di bidang pendidikan.
Dalam data Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018, pemerintah memasukan sektor pendidikan dan pengentasan kemiskinan ke dalam 10 agenda prioritas yang harus segera terlaksana. Presiden Joko Widodo berharap, dengan alokasi anggaran belanja negara 2018 yang diperkirakan mencapai Rp 2.200 triliun tersebut, mampu mendorong terciptanya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas sehingga bisa mengurangi angka kemiskinan yang ada di Indonesia.
Sumber : katadata.co.id |
Semoga dengan semakin meningkatnya
kualitas pendidikan di negeri ini bisa menghasilkan sumber daya manusia yang
terpelajar dan siap terjun langsung ke dunia kerja, sehingga mampu berkontribusi membangun Indonesia yang maju, mandiri,
serta terbebas dari jeratan kemiskinan.
Referensi :
1. http://www.katadata.co.id/
2. http://www.databoks.katadata.co.id/
3. http://indonesiapintar.kemdikbud.go.id/4. http://www.tnp2k.go.id/
5. https://psmk.kemdikbud.go.id
6. http://nasional.kompas.com/read/2014/05/21/0754454/.Nawa.Cita.9.Agenda.Prioritas.Jokowi-JK