12 Istilah “Aseli Solo” yang Wajib Anda Ketahui – Jilid 2
Rabu, Juni 06, 2018
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Tulisan ini terlahir karena ada beberapa istilah yang belum saya
tuliskan di blogpost bulan September 2016 lalu. Nah, bagi yang belum tau, dulu
saya sempat membuat daftar 10 istilah asli Solo yang cukup sukses membuat saya
bertanya – tanya ; “Ini artinya apa?”, saat
mendengar istilah asli Solo ini pertama kali. Sebagai pelengkap, berikut saya
tambahi dengan 12 istilah asli Solo lagi, yang semoga bisa sedikit memberikan
‘pencerahan’ bagi kalian yang mau jalan – jalan, pindahan, kuliah, atau sekedar
mampir di Kota Solo, biar nggak bingung dan plonga
– plongo seperti saya waktu itu. Wkwkwk…
PLONGA – PLONGO…
1. Jagong / nJagong
Istilah asli Solo pertama yang wajib anda ketahui adalah kata
Jagong, atau kadang – kadang disebut juga dengan nJagong. Jika di daerah asli
saya (Purworejo), kata jagong atau njagong berarti duduk, sementara di Kota Solo, kata jagong ini berarti kondangan. Beda banget, kan? Makanya, waktu
pertama kali saya ngobrol bareng temen kuliah yang asli Solo, sering terjadi
mispersepsi dengan penggunaan istilah jagong atau njagong ini.
Wisnu : “Mengko pas UKD, kowe meh njagong nang sebelah ngendi?” // “Nanti
pas UKD (semacam ujian), kamu mau duduk dimana?”
Temen yang asli Solo : “…………….…..” *diam tanpa kata*
Niat hati mau bertanya mau duduk dimana, eh malah bisa jadi
temen saya ini nangkepnya “Nanti pas UKD, mau kondangan dimana”. Kan nggak
nyambung banget.
For your information,
istilah yang sering digunakan warga Solo dan sekitarnya untuk menyatakan kata
“duduk” yaitu “lungguh”. Jadi buat warga – warga di luar Solo, khususnya daerah
Purworejo dan Eks. Karesidenan Kedu sana, jangan sampai salah persepsi seperti
saya, ya, kalau pas ngobrol sama Wong Solo. He…
Jagong atau nJagong itu artinya kondangan, bukan duduk.
Jagong di tempat Mas Benu Ingin Basketan
2. Es Teh Krampul.
Artinya es teh yang diberi potongan jeruk. Kalau boleh minjem
istilah dari orang – orang Inggris dan Amerika, kata mereka sih, Lemon Tea. Saya kurang paham kenapa bisa
disebut dengan es teh krampul, mungkin karena ada potongan jeruk yang terlihat ngrampul (Lah istilahnya apa ya?), makanya disebut es teh krampul.
Awal – awal di Solo, saya nggak tertarik sama minuman ini. Lebih
seneng sama es teh biasa. Tapi kok ya semakin kesini, si es teh krampul semakin
terlihat lebih menggoda dan membuat ketagihan. Apalagi kalau pesennya sama mie ayam atau bakaran sate koyor dan nasi kucing di HIK khas Solo. Beuh! Manteb!
3. Lengo Pet.
Artinya minyak tanah. Sementara kalau di Purworejo, minyak tanah
disebut lengo potro.
4. Pit.
Secara umum, artinya sepeda (kayuh–gowes). Tapi, nggak sedikit
juga orang Solo yang menggunakan kata pit, sebagai kata ganti untuk sepeda
motor.
Teman asli Solo : “Aku tak njupuk pit sik, nang kost e kancaku.”
Ekspektasi saya : “Oh, dia mau ambil sepeda (kayuh–gowes) di kost'an temen.”
Realita : BALIK-BALIK BAWA SEPEDA MOTOR.
Saya : Dalam hati ngomong begini –– NI ANAK MALING MOTOR DIMANA YA ALLAH? KATANYA MAU AMBIL SEPEDA, LHAKOK DAPETNYA MALAH MOTOR….??!!
5. Nyat / Nyet.
Artinya memang. Oiya, huruf “e” di kata “nyet”
bacanya seperti huruf “e” di kata pelangi.
Sementara di daerah Purworejo, kata ‘memang’
biasa disebut ‘pancen’. Pernah denger tagline
iklan obat sakit kepala Oskadon? Yap––Pancen
Oye!. Nah, bagi yang dulu – dulu belum tau artinya, sekarang jadi tau artinya
kan? Pancen itu artinya MEMANG!
6. Trancam &
Gudangan.
Trancam merupakan kuliner khas daerah Jawa Tengah
yang terdiri dari potongan kacang panjang, potongan kubis, mentimun, tauge,
serta daun kemangi segar (alias mentah),
yang dicampur dengan urap, sebuah bumbu dengan bahan dasar utama berupa parutan
kelapa. Sementara gudangan adalah makanan yang terbuat dari aneka sayuran yang
direbus, serta disajikan juga dengan taburan urap kelapa dibagian atas.
Sepintas memang mirip. Hal utama yang
membedakan trancam dan gudangan yaitu dari segi sayurannya. Sayuran di trancam
benar – benar mentah, sementara di gudangan, sayuran yang disajikan sudah melalui
proses perebusan terlebih dahulu. Jujur, sampai sekarang pun, saya masih sering
bingung untuk menyebutkan dua kuliner dengan bahan utama sayuran hijau ini.
Sering ketuker antara trancam dan gudangan. Pas
ngedraft buat blogpost ini aja, saya kudu buka google *astaga*.
Untuk gudangan, sebenarnya saya sudah tidak
asing lagi, karena memang di Purworejo juga ada kuliner seperti ini. Namanya kluban.
Biasa disajikan saat ada among – among
untuk memperingati hari kelahiran seseorang. Ya, semacam syukuran ulang tahun
begitu. Sementara trancam, saya baru tahu dan mencobanya untuk pertama kali
saat tinggal di Solo.
Pilih mana, trancam apa gudangan?
Saya pribadi lebih memilih gudangan alias kluban.
Tahu alasannya kenapa? Ya karena sayuran yang disajikan di gudangan atau kluban
sudah melalui perebusan terlebih dahulu, jadi lebih empuk dan rasanya lebih
bisa diterima lidah.
7. Jirih.
Artinya penakut. Tapi kalau di Purworejo,
khususnya di desa saya tinggal, penakut biasa disebut dengan kata kucur.
8. Gembeng.
Artinya mudah menangis. Tapi kalau gembeng,
sepertinya banyak diantara kalian yang tahu artinya. But honestly *halah*, saya baru tahu arti kata gembeng ini ketika
di Solo, karena istilah yang biasa saya dengar selama di rumah dulu adalah
ciwek. Ciwek = mudah menangis.
Sumber : giphy.com
9. Peluk.
Pengucapan huruf “U” di kata peluk, hampir mirip dengan
pengucapan huruf “O” di kata ELO, jadi nggak murni berbunyi “U” banget. Peluk
ini artinya asap. Sementara di daerah saya, asap biasa disebut kebul.
10. Fitrah.
Istilah yang biasa digunakan masyarakat Solo
untuk menunjukkan uang ‘angpao’ lebaran. Pertama kali mendengar istilah ini,
saya pikir semacam uang untuk berzakat fitrah begitu. Eee… ternyata bukan.
Contoh :
“Lebaran tahun wingi
kowe entuk fitrah piro? Akeh ra?”
“Lebaran tahun
kemarin, kamu dapet duit (angpao) berapa? Banyak nggak?”
11. Gambar Corek.
Kalian tahu apa artinya?
FILM KARTUN.
Kok bisa ya? Entahlah, saya juga belum bisa
memecahkan misteri kata “gambar corek” yang bisa disandingkan dengan istilah “film
kartun”. Mungkin dari pembaca ada yang bisa menerangkan? Silakan bisa ditulis
di kolom komentar, ya…
12. Tegke / Hategke.
Seperti tulisan tentang 10 istilah asli Solo
di tahun 2016 lalu, kali ini saya juga akan menutupnya dengan sebuah kata “pisuhan” (eh, kata pisuhan bukan, ya?) yang
kadang digunakan oleh teman – teman saya jaman kuliah dulu, yaitu Tegke.
Semacam singkatan dari kata “Utekke”, yang artinya “Otaknya”. Biasanya kata “tegke”
ini akan digunakan ketika seseorang ingin mengungkapkan sesuatu yang tidak
masuk akal untuk dilakukan.
Contoh :
“Lha mosok Pak Heru
ngekon dhewe gawe 30 ilustrasi kudu rampung 2 dino. Hategke!!!, kene yo ra biso,
ya?”
“Lha masa’ Pak Heru
nyuruh kita buat 30 ilustrasi harus selesai dalam 2 hari. Hategke!!!, sini ya
nggak bisa, ya?”
Haaa.......tegke!!!
Sumber : giphy.com
***
Sudah 12 kosakata ya, hai pemuda –
pemudi bangsa… Jadi misal kamu mau jalan – jalan, pindahan, kuliah, atau
sekedar mampir di Kota Solo, insyaallah nggak akan bingung lagi ketika
mendengar istilah – istilah seperti di atas. Cukup dengarkan, resapi, dan
hayati. Maka nanti, kau akan menegerti… Tapi kalau lupa, boleh lah buka
blogpost receh ini. Heish!
66 comments
Gembeng xD ini sering banget didengar waktu kecil dulu, disematkan untuk anak-anak yang senggol dikit langsung banjir deh air matanya. Di daerah saya juga dipakai :)
BalasHapusKamu termasuk "anak-anak" yang mbok sebutin itu nggak, Za? Kalau iya, selamat! Anda telah bergabung dengan grup GEMBENGERS....Hahaaaha
HapusRada ada kemiripan dengan istilah bahasa Jawa di kota Magelang ya, tapi ada beberapa istilah diatas yang udah jarang kedengeran digunain dalam keseharian, seperti : lengo pet dan nyat-nyet.
BalasHapusEntah kenapa alasannya 2 kata itu udah ngga kedengaran lagi sekarang digunain 😁
Iyakah? Tak kira Bahasa Jawa di Magelang itu hampir mirip sama Purworejo, karena sama-sama masuk Karesidenan Kedu, mas...
HapusIyo,mas Tri.
HapusOno miripe sitik2.
Aslinya kan petrolium, di Surabaya minyak petrol , di daerah pekalongan minyak Liun,
HapusSolo minyak pet ,tetapi sekitar solo potro sperti didaerah purworejo ,wkwkk asik juga nggih
masih ada kok di solo wkwk
Hapusistilah istilah ini tidak beda jauh dengan bahasa keseharian di daerah saya Mabakyu. wes toh pokoe podo sami mawon
BalasHapusMana e mbakayu?
Hapus*mbakayu?
Sungguh, nggak ada satu pun kata yang pernah saya dengar ketika main ke Solo. Wong, mereka juga pada meneng wae. Wqwq.
BalasHapusKata fitrah dan peluk beda jauh sekali artinya dalam bahasa Indonesia. :)
Misal ngomong pun, mungkin pakainya Bahasa Indonesia juga kan? Haha...
HapusGambar corek, bisa nih dikembangkan jadi postingan grup,, hehehe
BalasHapusGrup apa mas?
Hapussesama Jawa Selatan aja, ada perbedaan istilah ya,
BalasHapussama Jawa Utara, apalagi Jawa Timuran pasti beda lagi,
aku pernah denger "jagong" itu ada yang artinya ngobrol
Tapi Solo itu masuknya Jawa Tengah bagian tengah menurutku sih mbak. Nggak selatan-selatan banget. Haha.
HapusItu kalau ada akhiran '-an'nya, baru artinya ngobrol, Mbak.
Contoh : "Aku meh jagongan sik, karo Wisnu". Begitu.... :D
Yang sama sih baru gembeng dan jirih wkwk. Seru juga belajar istilah-istilah daerah lain begini, biar nanti kita bisa menyesuaikan diri jika ke sana.
BalasHapusBantul, eh lebih tepatnya daerahku juga punya istilah yang pas zaman kuliah dulu suka dipertanyakan teman-teman pas aku gunain.
Contoh:
mbene: ke sini
mbono: ke sana
Eh iya, baru sadar kalau "jagong" tu ternyata punya banyak makna. Hehe. Duduk, ngobrol, kondangan, terus apa lagi :p
Iya mbak, jadi pas singgah ke kota tertentu setidaknya kita udah pernah tau artinya apaan. Terus nggak heran juga kalau Indonesia kaya sama bahasa derah. Lhawong sesama Bahasa Jawa aja, ada banyak kata/istilah gini. Apalagi kalau digabung sama bahasa-bahasa daerah lain.
HapusKalau di tempat saya, mrene sama mrono xD Bukan mbene - mbono.
Di tempatmu jagong artine apa mbak? Duduk apa kondangan?
Keluk ra sih? Dudu peluk. Jd mikir yg enggak2 wkwkwj
BalasHapusSaya sudah tanya Bude Rosi, katanya peluk atau keluk itu sama benernya kok, Va. Artinya sama-sama "asap"
Hapustrancam aku to seneng ndek Malang yo onok hehe
BalasHapusenak iku
pisuhannya masih alus mas menurutku, aku juga kadang denger kata utekke dari temen
Janxxx dan makmu kiXXr masih lebih kasar kayaknya hehe
oalah pit itu adapes klo orang Malang bilangnya
baru tau aku
Yang janxxx aku paham mas, tapi kalau yang makmu kixxr, aku ora paham maksud e opo. Bagi tau, tolong. Hahaha...
HapusAdapes rotom apa adapes sewog?
padahal sesama bahasa jawa ya, tapi beda jauh artinya. Yang saya kenal ya cuma 1 aja jagong/njagong, orang-orang jawa di daerah Sumut juga menyebut duduk dengan kata ini.
BalasHapusWah kalau disolo berarti harus hati-hati nih apalagi kalau bilang "kuwe njagong karo sopo?" sama seorang jomblo, bisa baperan dia haha
Wah, kemungkinan besar orang-orang Jawa yang ada di Sumut itu dari Solo, kalau nggak daerah Jawa Timuran sana mas :D
HapusJogja juga sama kang.. Pit, njagong ya sami mawon.. :D
BalasHapusdi Jogja juga udah pakai istilah jagong, to? Baru tau xD
Hapusjagong manten..
Hapusjustru saya lumrahnya denger begituan.. :D
trancam ambek gudangan ya jan jane tau krungu kok.. mung ra tau jajal hehe
Udh ku klik tulisan yg biru2 lho mas, suk yen menang aku kudu dikei fitrah yes! Hahaha
BalasHapusAku kok ngakak baca istilah2 asli solo ya. Beda bgt dg makna yg biasa aku pahami.. Wkwkwk
Njagong njagong..😂
Aamiin...Ora janji yen ngeke'i fitrah, La'. Adoh ogg. Hahaha...
HapusNah, apalagi sama Bahasa Jawa Banyumasan. Mesti banyak banget bedane.
Fitrahe iso di transfer kok mas😜😜😜😜
HapusIya beda banget maknanya sama bahasa banyumasan, hhh
Baru tau arti kata jago itu kondangan. Wkwk...
BalasHapusGue taunya ya duduk. Gak lebih. Hehe
Dan ada beberapa istilah yang baru didenger n gak ngerti. Haha
Jagong, bukan jago, Bang. Ayam itu mah :(
HapusBelum pernah ke solo, tapi suatu saat smoga bisa kesana, sepertinya banyak tempat menarik yang bisa di kumjungi
BalasHapusSuujon aja woy wakakaka
BalasHapusAbis ngakak baca yang temennya mau ambil pit, trus bawa pulang motor, trus yu kira maling hahaha
Pertama njagong, manggut2 soale pernah atau malah sering denger istilah njagong manten
Kedua, es teh krampul, ksli jeruknya itu krampul2 #tapi kok ngedenger krampul malah kebayang makanan lele yg krsmpul-krampul di blumbangan ya huuuh
Tapi aku dadi penisirin mbek sate koyor, semacam sate apakah itu #gugling ae sono mbaaak haha
Berikute, nyet...takpikir mau ngucapkannya mirip lavalan kata monyet, ternyata lebih ke sakjeg saknyet toh
Nek gudangan, coroku ki kluban lah ya istilah gampange
Nek jirih, takkira malah artine jijian, ternyata udu huhu
Grmbeng, jaman cilik aku selalu dicap gembeng sama orang soale emang nangisan sih haha
Terakhir yawes ntar tak klik e sik mbok link warna biru iku
Ben menang
Lah kalau krampul-krampul makanan lele di blumbangan mah, itu beda lagi mbak Nit-___-
HapusKoyor itu semacam lemak dari sapi, mbak. Dan kalau di angkringan biasanya dibikin tusukan sate begitu.
Kalau pakai istilah kluban, berati sama *tos*
Terimakasih atas 'klik' nya *sungkem*
Wah... kalau berteman dengan warga Solo asli yang tinggal di sekitaran Pasar Gede, pasti akan biasa dengar kalimat seperti ini, "Ini barange da mana? Piye ngambi'e?" Yang mana dalam bahasa jawa Solo normal adalah,"Iki barange ndek ngendi? Piye njupuke?"
BalasHapusMasih kurang ngerti sih, cuman gua baca aja hehe
BalasHapussetiap daerah punya ciri khas, apalagi dlm masalah bahasa
BalasHapusjagong sama pacar:) , duduk bedua ... ambil snack dan makan , udah kelar ngasih amplop ke mempelai berdua ... wk wk wk
BalasHapusEntar kalo aku ke Solo udah bisa tau istilah-istilah itu dong yah. Hehe. Nice blogpost mas Wisnu :) Bermanfaat banget.
BalasHapusWah aku masih asing nih, pengen belajar nih. Biar bisa, setidaknya paham apa yang diucapkan..he
BalasHapusSetiap daerah punya istilah2nya sendiri ya, Mas.
kalo di sini jagong enak tuh apalagi kalo dibakar
BalasHapusAku mudeng kabeh, hahaha
BalasHapusLa wong aku wong jowo
Wong ngendi sih mas? :D
HapusNjagong kalo di tempat saya Mas
BalasHapusMenarik sekali ini ulasannya, Nu. Sebagai orang asli Solo aku sama sekali nggak nyadar kalau kata-kata yang kamu sebutin itu ternyata nggak umum, bahkan sesama di Jawa. Wkwkwkw. Yuk, kolaborasi saja kita. Bikin kamus pisuhan wong Solo. Hahahahha
BalasHapusHmmmm, ide yang menarique.
HapusKAMUS PISUHAN WONG SOLO--->Langsung pancal, Ham
Hahaha istilah-istilahnya tidak jaoh-jaoh amat sama istilah di Jogja yak, Mas :D wgwgw
BalasHapusSemenjak ada tol kertosono, dari tahun kemaren lewat solo gak berasa solo nya.
BalasHapusduh, ciwek banget yaaa. ciwek abis nntn draa korea haha
btw, malem ini sha berangkat mudik lho. Meski cuma lewat doang ke solo. Do'ain yaa semoga selamat sampai tujuan dan sampai balik lagi dan selalu sehat terus :)
*drama hahaha typoo
HapusWeh...selamat mudik--semoga selamat sampai Ngawi *telat Nu, Wisnu :(
HapusTernyata sesama tanah Jawa aja masih ada perbedaan arti kosa kata ya mas, baru tau saya, kirain sama aja, eh ternyata ada perbedaan juga. BTW linknya udah saya klik ya, and good luck..
BalasHapusIya mas. Terimakasih atas 'klik' nya hehehe
HapusUntuk istilah Jagong atau nJagong, saya juga baru tahu setelah tinggal di Jogja (untuk istilah ini barangkali Solo dan Jogja sama), demikian pula istilah Pit. Tapi, kalo es teh krampul, saya baru denger, cen aseli Solo iki, hehe...
BalasHapushihihi, iyaaa, kalau pit aku juga ngerasa keanehan, soalnya aku nyebutnya onthel
BalasHapusdulu pernah ya, pas aku lagi jalan2 sama seseorang (dia asal solo), kita melewati kawasan pertanian perkebunan. waktu itu tanaman brambrang prei nya lagi seger2 memanjakan mata. terus tiba2 dia bilang, "loncang e sueger yo"
Mana loncang? apa itu loncang?
"Itu loooh... yang di situ, yang siap panen itu"
oooh, saya pura-pura tahu dan faham, daripada mbulet-mbulet ndak karuan.
terus aku tiba2 bilang, "brambrang preine seger yo"
lalu dia tanya, "sing endi?"
"iku loh" sambil menunjung tanaman yang sama
halaaaah ruwet dah jadinya, hahaha
Waini mungkin istilah Jawa Timuran, karena kalau di daerah saya, tanaman yang dimaksud juga nyebutnya loncang, mbak :)
HapusEs teh krampulnya menggoda banget sih..... Segerrrrr....
BalasHapusJOgja juga pit kayaknya identik dengan sepeda, tahunya pas kuliah dulu di jogja
BalasHapusAku juga mulai terbiasa dengan kata jagongan mas, dulu sempat bingung juga. Ternyata artinya sama dengan kondangan :D
BalasHapusOya, ada yg ketinggalan mas. Kata "Hik" sebagai pengganti kata angkringan :D
HIK pernah tak bahas di blogpost bulan September 2016 lalu, mas.
HapusKalo nyebut solo jadi ingat kota kelahiran pak jokowi :)
BalasHapusOh, wong Solo? Tak kira malah asli luar Jawa. Solo ne mana mas?
BalasHapusWes ora weruh pisan bahasa jawa alus apalagi istilahnya, taunya bahasa jawa dari jatim hehe, kalau solo kan halus ya
BalasHapusJagong = Jagung
BalasHapusNjagong = Kondangan
Jagongan = ngobrol/tempat kondangan
wah mase blusukan kampung . Wkwkk Mungkin kui sebagian ya mas, tak kiro yo isih okeh kata asli solo sing ora umum nang daerah jowo liane..
Soyo meneh khas pisuhan selain Gatel ,hahaa
Like Mase :)
Aku wong solo mas..
BalasHapusPit itu memang sepeda gowes. Kalau motor disebutnya BromPit.
Motor = motor. Mobil = Montor.
Masih banyak kata² ajaib khas Solo mis:
Makjegagik = tiba².
Lemut/Jingklong = nyamuk.
Jgn lupa jg dengan parik'anne
"Ciu Sak Botole..Simbah Turu, ketok kon..eh jempole"
Wkwl mas ketoke ya ana meneh o mas. Jeglongan karo oglangan
BalasHapusinfo wedangan kro mbak" cantik neng alkid opo Isi wkwkek:v
BalasHapusYakin udah di baca? Apa cuma di scroll doang?
Yaudah, yang penting jangan lupa komen yes?
Maturnuwun ^^