Wujudkan Tren Fesyen Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan bersama Royal Golden Eagle

Kamis, Agustus 31, 2023

Viscose Rayon untuk Gaya Sustainable Fashion bersama Asia Pacific Rayon (APR) by Royal Golden Eagle

“Paket!”

Suara khas dari kurir ekspedisi di atas menjadi penanda bahwa sebuah kiriman barang telah tiba. Ya, pelafalan “paket” dari para kurir memang sangat familiar dan menjadi satu kata yang cukup sering saya dengar. Tak hanya satu atau dua kali, dalam sehari saja telinga saya terkadang bisa menangkap lebih dari lima suara petugas kurir yang mengirimkan pesanan ke alamat tempat kerja. Isi paket yang mereka antar pun beragam. Mulai dari botol minum bayi, barang-barang unik, makanan ringan, alat untuk operasional pekerjaan, dan yang tak kalah sering adalah paket-paket berisi pakaian.

Tak bisa dipungkiri memang. Cepatnya akses internet yang dibarengi dengan inovasi di bidang teknologi nyatanya berhasil mengubah gaya berbelanja masyarakat kita saat ini. Dari yang semula harus mengeluarkan banyak waktu dan tenaga untuk pergi ke pasar atau pusat perbelanjaaan, kini, hanya dengan ponsel pintar di genggaman tangan, kita sudah bisa memilih ratusan atau bahkan ribuan jenis barang yang ditawarkan oleh para pedagang. Ditambah dengan hadirnya beragam promo menarik dari marketplace serta mudahnya proses pembayaran yang dapat dilakukan, membuat kita bisa dengan cepat membeli aneka jenis barang hanya dalam hitungan detik saja.

Lantas, tahukah kamu, barang apa saja yang paling sering dibeli oleh masyarakat Indonesia secara online?

Viscose Rayon untuk Gaya Sustainable Fashion bersama Asia Pacific Rayon (APR) by Royal Golden Eagle


Mengacu pada hasil survei indikator.co.id yang dilakukan pada 21 Februari-16 Maret 2022, pakaian atau produk fesyen menjadi barang yang paling sering dibeli masyarakat Indonesia melalui internet. Dengan presentase sekitar 65,7%, fesyen berada di posisi paling atas, jauh unggul dibandingkan dengan barang-barang lain seperti produk elektronik, makanan, maupun buku digital.

Selain karena semakin meratanya akses internet serta hadirnya beragam media untuk berbelanja online, adanya tren fast fashion yang dikenal murah dan cepat sekali mengeluarkan model-model terbaru, membuat para konsumen semakin mudah dalam membelanjakan uang untuk membeli pakaian. Tanpa disadari, hal ini tentu akan memicu tingkat konsumerisme masyarakat. Karena dengan harga yang sangat terjangkau, mereka bisa memiliki beberapa produk fesyen sekaligus dengan pilihan warna, gaya, hingga motif yang beraneka ragam.

Namun di sisi lain, murahnya harga jual produk-produk fast fashion nyatanya tak sebanding dengan dampak yang ditimbulkan. Bagaimana tidak, demi menekan biaya produksi, para produsen lebih memilih bahan baku berkualitas rendah yang justru berpotesi mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan. Orsola de Castro, pendiri dari Fashion Revolution, sebuah gerakan mode yang adil dan beretika, mengatakan bahwa besarnya jumlah produksi pakaian yang dihasilkan bisnis fast fashion menjadikan bisnis tersebut sebagai penyumbang limbah terbesar di dunia.

Limbah-limbah ini tidak hanya berfokus pada satu objek saja, melainkan banyak macam dan membahayakan. Mulai dari mikroplastik, limbah cair, emisi karbon, hingga produk sisa dari fast fashion itu sendiri.

Viscose Rayon untuk Gaya Sustainable Fashion bersama Asia Pacific Rayon (APR) by Royal Golden Eagle


Dari Mikroplastik hingga Emisi Karbon: Kumpulan Bencana dari Limbah Fast Fashion yang Membahayakan Dunia

1. Mikroplastik yang membahayakan kehidupan

Bahan utama yang sering sekali ditemukan dalam produk-produk fast fashion adalah serat sintetis seperti nilon dan poliester. Serat yang berasal dari bahan bakar fosil bernama polietilena tereftalat (PET) ini merupakan jenis plastik yang tidak dapat terurai secara alami (non-biodegradable) dan dapat melepaskan sampah mikroplastik yang sangat membahayakan lingkungan serta kesehatan.

Mengutip dari its.ac.id, satu dampak nyata dari kerusakan lingkungan akibat industri fast fashion ini bisa kita temukan di aliran Sungai Citarum, Jawa Barat. Studi yang dilakukan Pusat Riset Oseanografi Institut Pertanian Bogor (IPB) pada bulan Februari 2022, menemukan bahwa sebanyak 70% bagian tengah Sungai Citarum sudah tercemar mikroplastik. Hal ini diperkuat dengan adanya industri tekstil di kawasan tersebut.

Viscose Rayon untuk Gaya Sustainable Fashion bersama Asia Pacific Rayon (APR) by Royal Golden Eagle


Lebih jauh, kandungan mikroplastik yang terbawa air dapat mengancam kehidupan biota di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum. Tak hanya mengalami kecacatan fisik, tim peneliti dari IPB juga menemukan fakta bahwa banyak ikan dan kerang yang mati akibat kawasan Sungai Citarum yang tercemar. Belum lagi penggunaan air sungai yang sering kali dimanfaatkan warga sekitar untuk mandi atau mencuci. Hal tersebut juga berpotensi menjadikan racun bagi tubuh dan bisa memunculkan berbagai penyakit serius.

 

2. Limbah cair yang merusak air

Kombinasi motif cantik dan warna-warna cerah pada pakaian fast fashion ternyata dihasilkan dari proses pewarnaan menggunakan zat kimia yang tidak ramah lingkungan. Sisa-sisa cairan ini mengandung senyawa beracun seperti timbal, merkuri, dan arsenik yang sangat berbahaya. Dalam banyak kasus, saking berbahayanya, air limbah keluaran produksi tersebut bahkan tidak dapat diolah menjadi aman kembali.

Viscose Rayon untuk Gaya Sustainable Fashion bersama Asia Pacific Rayon (APR) by Royal Golden Eagle

Di sisi lain, air dalam industri fast fashion juga diperlukan dalam proses pengolahan kapas menjadi kain katun. Setidaknya, dibutuhkan sekitar 700 galon air untuk memproduksi sebuah kemeja katun dan 2.000 galon air untuk memproduksi celana jeans. Jika dilihat secara global, industri ini mampu menghabiskan sekitar 79 miliar liter air bersih setiap tahunnya. Jumlah yang cukup besar, bukan?

Tak cukup sampai di situ. Pemakaian pestisida berbahan kimia yang digunakan untuk merawat kapas juga memiliki andil besar dalam polusi air. Diperkirakan, untuk menanam kapas membutuhkan 200.000 ton pestisida dan 8 juta ton pupuk sintetis setiap tahunnya. Air yang tercampur pestisida pada akhirnya akan mengalir ke sungai dan saluran air lainnya. Hal ini tentu sangat berbahaya, sebab dapat berakibat pada menurunnya kualitas tanah, menimbulkan resiko kesehatan petani, dan tentu saja mencemari sumber air bersih yang biasa digunakan untuk kehidupan sehari-hari.


3. Emisi karbon besar yang mengancam lingkungan

Menurut Program Lingkungan PBB (UNEP) pada tahun 2019, produksi cepat yang dilakukan oleh industri fast fashion menyebabkan industri ini menyumbang sebanyak 8% – 10% emisi karbon dunia. Sumber utama emisi karbon dari industri ini adalah penggunaan mesin permanen di area produksi, transportasi umum untuk proses distribusi bahan dan produk jadi, pompa air untuk mengairi tanaman, dan pemanfaatan pestisida berbahan dasar minyak.


4. Sampah pakaian yang menjadi musibah

Murah dan cepat sekali berganti. Menjadi faktor penyebab mengapa banyak konsumen secara berulang membeli produk-produk fast fashion demi mengikuti tren mode terkini. Belum lagi dengan kualitas produk fast fashion yang dikenal buruk dan mudah rusak. Tanpa berpikir panjang, tentu para penggunanya akan membuang begitu saja produk-produk rusak tersebut dan berakhir menjadi limbah fesyen yang menggunung.

Viscose Rayon untuk Gaya Sustainable Fashion bersama Asia Pacific Rayon (APR) by Royal Golden Eagle

Survei dari McKinsey & Company menyatakan, jangka waktu penyimpanan pakaian oleh konsumen semakin hari semakin singkat dan selalu berakhir di tempat pembuangan akhir. Pada tahun 2010, penduduk Amerika Serikat bisa menghasilkan 11 juta ton limbah pakaian. Sementara di Australia, setiap orang mampu membeli 27 kilogram pakaian per tahun, dan 23 kilogram di antaranya berakhir di tempat sampah.

Bagaimana dengan Indonesia?

Menurut Co-Founder dari Our Reworked World, Annika Rachmat, sebanyak 33 juta ton tekstil yang diproduksi di Indonesia, satu juta ton di antaranya akan nirmanfaat dan berubah menjadi sampah tekstil.

Nah, sikap boros seperti di atas tentu sangat berkontribusi dalam terjadinya penumpukan limbah fesyen di tempat pembuangan akhir. Selain sulit untuk terurai, tumpukan kain yang membusuk akan melepaskan gas metana ke udara dan berperan besar terhadap pemanasan global yang membahayakan bumi.

 

Sustainable Fashion: Solusi Tren Berpakaian yang Lebih Ramah Lingkungan

Viscose Rayon untuk Gaya Sustainable Fashion bersama Asia Pacific Rayon (APR) by Royal Golden Eagle

Melihat dampak buruk akibat fast fashion yang semakin parah, berbagai kalangan dan masyarakat dunia pun mulai sadar untuk mengubah gaya hidup mereka, khususnya dalam berbusana. Satu prinsip yang sedang aktif dikampanyekan yaitu tren sustainable fashion. Sebuah gerakan fesyen yang lebih ramah lingkungan dan berfokus untuk menanggulangi masalah akibat limbah tekstil yang sulit terurai.

Sustainable fashion menjadi tren positif yang cukup cepat menyebar karena gerakan ini dinilai lebih bertanggung jawab terhadap semua pihak yang terlibat di dalamnya. Artinya, keberhasilan program sustainable fashion tak hanya diukur dari produk akhir yang aman untuk konsumen saja, melainkan juga bertanggung jawab terhadap lingkungan selama proses produksi dan distribusi, hingga kepada para pekerja dan masyarakat sekitar yang berperan serta dalam setiap langkah pembuatan produknya.

Hadirnya konsep sustainable fashion pun memotivasi para pemilik merek untuk berinovasi menciptakan produk-produk yang lebih mementingkan aspek keberlanjutan. Dilansir dari aprayon.com, aspek berkelanjutan yang dimaksud meliputi bahan baku, proses produksi, serta pemberdayaan masyarakat lokal, demi terciptanya iklim industri fesyen yang modern dan lebih baik ke depannya.


Viscose Rayon untuk Gaya Sustainable Fashion bersama Asia Pacific Rayon (APR) by Royal Golden Eagle


1. Bahan Baku

Berkebalikan dengan industri fast fashion yang memilih bahan mentah berupa serat sintetis berkualitas rendah, sustainable fashion lebih mengedepankan penggunaan serat-serat alami dengan dampak yang lebih baik untuk lingkungan. Contohya adalah rayon viscose. Jenis serat alami yang terbuat dari kayu selulosa ini jelas aman dan terbebas dari kandungan mikroplastik membahayakan serta bisa terurai secara alami atau biodegradable.

Dalam prosesnya, pemilihan serat alami pun tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Pemilik merek harus memastikan bahwa serat tersebut berasal dari sumber yang kredibel dan menerapkan prinsip berkelanjutan yang sejalan dengan sustainable fashion.


2. Proses Produksi

Selain bahan baku, proses produksi menjadi hal yang tak kalah penting untuk ditinjau. Mulai dari pengolahan bahan baku menjadi kain, proses pewarnaan, lokasi pabrik yang dekat dengan pusat bahan mentah, hingga proses distribusi yang minim emisi. Usahakan bahwa semua tahapan produksi berlangsung secara aman agar bisa mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan terhadap lingkungan.


3. Masyarakat

Sebagai sebuah industri yang terus berkembang, sustainable fashion tidak hanya memperhitungkan masalah keuntungan ekonomi semata. Tren ini mendorong para pelakunya untuk terus berkontribusi secara nyata terhadap peningkatan taraf hidup warga lokal di sekitar wilayah produksi. Langkah yang ditempuh pun dapat bermacam-macam. Bisa melalui pemberdayaan warga sekitar, berkontribusi untuk program pendidikan, atau memberikan bantuan di bidang kesehatan.


 

Sebagai Konsumen, Langkah Apa yang Bisa Kita Lakukan untuk Mendukung Sustainable Fashion?

Dengan segala kelebihan yang ditawarkan, sustainable fashion memang layak dijadikan sebagai sebuah acuan sekaligus kiblat positif dalam berpakaian. Melihat tren ini cukup berkembang pesat, sudah sepatutnya kita sebagai konsumen pun ikut andil dalam menyebarkan aksi bermanfaat ini. Nah, berikut ada beberapa cara sederhana yang bisa kamu lakukan untuk mendukung gerakan sustainable fashion dari rumah. Pssst, 5 dari 6 cara yang ada sudah saya praktikkan sendiri, lho! 


Viscose Rayon untuk Gaya Sustainable Fashion bersama Asia Pacific Rayon (APR) by Royal Golden Eagle


1. Membatasi konsumsi pakaian & merawat pakaian dengan baik

Membatasi konsumsi pakaian menjadi hal utama yang bisa dilakukan untuk mendukung fesyen berkelanjutan. Hindari juga membeli baju secara impulsif dan jangan mudah tergiur dengan harga murah yang terpampang di marketplace maupun toko offline, agar kita bisa lebih bijak dalam berbelanja produk fesyen. Pastikan juga baju-baju yang sudah kita miliki dirawat dengan baik. Ikuti petunjuk perawatan yang biasanya tertera pada label baju agar baju bisa lebih awet dan bertahan lama.

 

2. Memilih pakaian yang timeless

Cobalah untuk mulai memilih jenis pakaian yang timeless dan berkualitas agar tidak mudah rusak. Contoh sederhana dari langkah ini adalah dengan memilih produk-produk fesyen yang umum digunakan tanpa takut ketinggalan zaman, seperti kaos, kemeja polos, celana, maupun rok panjang. Pastikan juga bahwa kamu memilih warna-warna netral agar mudah dipadupadankan dengan item fesyen lain.

 

3. Rusak atau sobek? Jahit, bukan dibuang!

Meskipun terlihat sepele, namun langkah kecil ini bisa membantu mengurangi volume limbah tekstil di tempat pembuangan akhir. Dengan menjahit baju yang sedikit rusak atau sobek, kamu bisa memperpanjang umur pakaian tersebut sebelum nantinya memang benar-benar sudah tidak bisa digunakan lagi.

 

4. Mencuci pakaian dalam jumlah besar

Mencuci pakaian dalam jumlah besar ternyata bisa menghemat penggunaan air agar tidak terbuang sia-sia. Konsep ini jelas sejalan dengan prinsip keberlanjutan yang meminimalisir penggunaan air, sehingga lingkungan tetap terjaga dan sehat.

 

5. Sumbangkan pakaian layak pakai

Pakaian lama yang sudah tidak digunakan terkadang menumpuk dan membuat penuh lemari penyimpanan. Ada baiknya untuk segera dilakukan pemilahan, agar pakaian yang masih layak pakai bisa diberikan kepada orang lain yang lebih membutuhkan.

 

6. Mencoba beralih ke produk-produk sustainable fashion

Bukan bermaksud untuk mendorong pembelian barang baru, namun ketika kamu berencana mencari pakaian, cobalah untuk beralih ke merek-merek yang telah menerapkan sustainable fashion. Kenapa? Karena biasanya mereka sudah menggunakan bahan-bahan alami yang mudah terurai, sehingga aman untuk lingkungan. Selain itu, pemilik merek biasanya menjalin kerja sama dengan pengrajin lokal dalam proses produksinya. Dengan begitu, kita pun ikut membantu kesejahteraan para pengrajin dan semua orang yang terlibat di dalamnya.

 


Melangkah Beriringan untuk Mewujudkan Sustainable Fashion bersama Royal Golden Eagle

Atmosfer sustainable fashion sukses mendorong jutaan orang untuk berubah menjadi sosok yang sadar akan pentingnya sebuah produk fesyen yang aman dan berkualitas. Selain konsumen, produsen pun memiliki peran penting dalam keberlangsungan tren berkelanjutan ini. Tak hanya sekedar menjalankan roda bisnis untuk menciptakan profit, melainkan juga menjadi tokoh sentral dalam mengenalkan produk sustainable fashion kepada massa.

Viscose Rayon untuk Gaya Sustainable Fashion bersama Asia Pacific Rayon (APR) by Royal Golden Eagle


Royal Golden Eagle (RGE), sebuah perusahaan berbasis sumber daya alam berkelanjutan bisa menjadi satu nama yang mewakili itu semua. Menjadi perusahaan pionir yang bergerak dalam pengembangan sumber daya alam, pemanenan, hingga pengolahan produk berkelanjutan, Royal Golden Eagle (RGE) berkomitmen untuk selalu memberikan manfaat bagi masyarakat, negara, iklim, pelanggan, dan perusahaan.

Didirikan pada tahun 1973 oleh Sukanto Tanoto, Royal Golden Eagle (RGE) terus berkembang menjadi kelompok perusahaan yang unggul di mata dunia. Melalui praktik industri terbaik, mereka terus berinovasi untuk melakukan penelitian dan pengembangan beragam produk sustainable yang bermutu tinggi dengan memanfaatkan teknologi mutakhir serta penggunaan energi yang efisien.

Lebih jauh, selama 50 tahun perjalanannya, Royal Golden Eagle (RGE) juga telah berhasil melebarkan sayap usahanya untuk berbagi manfaat kepada masyarakat lokal maupun internasional. Didukung lebih dari 60.000 karyawan serta memiliki daerah operasional di berbagai negara yang meliputi Indonesia, Tiongkok, Brasil, Spanyol, dan Kanada, Royal Golden Eagle (RGE) memiliki 5 sektor usaha yang fokus bergerak di ranah produk berkelanjutan. Lima sektor usaha tersebut yaitu:

  •     APRIL Asia Symbol – perusahaan pengelola pulp dan kertas yang juga mendukung praktik paper upcycling
  •     Asian Agri & Apical – perusahaan yang bergerak dalam pengolahan minyak kelapa sawit
  •     Bracell – perusahaan selulosa khusus
  •     Pacific Energy – perusahaan pengembangan sumber daya energi
  •     Sateri dan Asia Pacific Rayon – perusahaan yang fokus memproduksi serat viscose

Viscose Rayon untuk Gaya Sustainable Fashion bersama Asia Pacific Rayon (APR) by Royal Golden Eagle


[Video] - Profil Royal Golden Eagle (RGE) 

Mengenal Sateri dan Asia Pacific Rayon, Perusahaan Serat Viscose dari Royal Golden Eagle yang Mendukung Sustainable Fashion

Sateri dan Asia Pacific Rayon merupakan perusahaan di bawah naungan Royal Golden Eagle (RGE) yang fokus menghasilkan serat viscose biodegradable untuk kebutuhan produksi tisu, produk perawatan diri, hingga produk-produk tekstil yang ramah lingkungan.

Viscose sendiri merupakan jenis bahan tekstil yang terbuat dari serat selulosa yang terkandung dalam pulp kayu. Serat alami ini memiliki tampilan halus seperti sutra serta karakteristik lembut seperti kapas. Adanya dua sifat ini menjadikan viscose rayon mempunyai banyak keunggulan dibanding dengan jenis serat lain. Mulai dari tingkat kenyamanan dan breathability yang tinggi, hingga mampu menyerap dan mempertahankan warna dengan baik.

Terletak di Tiongkok, saat ini Sateri menjadi perusahaan viscose rayon terbesar di dunia. Memiliki kapasitas produksi tahunan yang menyentuh angka 1,8 juta ton, produk-produk Sateri dijamin aman dan memenuhi standar kualitas berkelanjutan karena sudah mengantongi beragam sertifikasi internasional. Bahkan, Sateri menjadi perusahaan viscose rayon pertama di dunia yang mendapatkan label komprehensif MADE IN GREEN by OEKO-TEX®. Label ini menjadi bukti bahwa produk yang diciptakan Sateri tidak menimbulkan risiko kesehatan dan telah diproduksi di bawah kondisi ekologis yang adil, sehingga menghasilkan barang sustainable berkualitas sesuai standar lingkungan dan sosial.

Viscose Rayon untuk Gaya Sustainable Fashion bersama Asia Pacific Rayon (APR) by Royal Golden Eagle


Tak jauh berbeda dengan Sateri, Asia Pacific Rayon (APR) juga menjadi perusahaan pengolah serat viscose alami yang mendukung gerakan sustainable living dan sustainable fashion. Terletak di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Riau, Indonesia, Asia Pacific Rayon (APR) merupakan pabrik viscose rayon pertama yang terintegrasi secara penuh di Asia mulai dari perkebunan hingga menghasilkan produk akhir berupa serat viscose.

Menggunakan bahan mentah yang bersumber dari hutan industri yang dikelola secara mandiri dan berkelanjutan, pabrik Asia Pacific Rayon (APR) mampu menghasilkan 300.000 ton viscose rayon setiap tahunnya. Tanpa mengesampingkan kepedulian terhadap lingkungan, tahapan produksi yang dilakukan Asia Pacific Rayon (APR) merupakan sebuah proses yang “bersih”, karena selama menjalankan kegiatan manufaktur, mereka menerapkan prinsip ekonomi sirkular. Prinsip sirkularitas tersebut diantaranya berupa penggunaan energi yang lebih ramah dari pembakaran biomassa dan proses pemulihan bahan kimia yang kuat untuk membatasi sekaligus mengurangi pembuangan limbah.

Selain itu, kepedulian Asia Pacific Rayon (APR) terhadap lingkungan juga terus digalakkan melalui komitmen perusahaan untuk mengurangi efek gas rumah kaca, pemulihan karbon disulfida, serta pengelolaan air limbah yang sejalan dengan praktik industri terbaik demi menghasilkan serat viscose berkualitas.

[Video] - Serangkaian proses produksi viscose rayon yang ada di Asia Pacisfic Rayon (APR). Mulai dari proses penanaman sumber daya terbarukan, hingga menghasilkan serat viscose yang siap dipasarkan.

Lalu, apa saja keunggulan dari serat viscose hasil produksi Sateri dan Asia Pacisfic Rayon (APR)?

Viscose Rayon untuk Gaya Sustainable Fashion bersama Asia Pacific Rayon (APR) by Royal Golden Eagle


1. Alami dan Aman

Karena terbuat dari 100% selulosa kayu, sehingga rayon viscose bisa menjadi alternatif yang tepat sebagai pengganti kain sintetis seperti nilon dan polister. Serat viscose juga terbebas dari kandungan mikroplastik berbahaya, sehingga aman digunakan sebagai bahan baku industri fesyen.


2. Sumber Daya Terbarukan

Pasokan kayu Sateri dan Asia Pacific Rayon (APR) bersumber dari hutan yang ditanami secara berkelanjutan. Pohon-pohon ini adalah sumber daya terbarukan yang akan tumbuh kembali dalam 5 tahun untuk siklus panen berikutnya, sehingga bisa menjadi pasokan bahan mentah yang aman dan konstan.


3. Dapat Terurai Secara Alami (Biodegradable)

Dengan bahan dasar yang berasal dari serat alam, maka, dapat dipastikan bahwa kain hasil olahan serat viscose dapat terurai secara alami di tanah. Hasil percobaan yang dilakukan oleh tim Asia Pacific Rayon (APR) membuktikan, bahwa kain yang mengandung 100% serat viscose dapat terurai secara alami hanya dalam jangka waktu kurang lebih 6 minggu saja.

[Video-] - Serat viscose bisa terurai secara alami hanya dalam waktu 6 minggu saja!
(Cuplikan percobaan bisa dilihat pada menit 1.00 - 1.20)

 

4. Nyaman & Cocok Dikenakan di Iklim Tropis

Kenapa? Karena kain viscose memiliki serat yang lembut dan halus, sehingga akan sangat nyaman saat digunakan dan tidak akan menimbulkan iritasi ketika bersentuhan dengan kulit secara langsung. Bahkan, kain ini sangat cocok dikenakan oleh orang-orang yang tinggal di negara tropis seperti Indonesia, karena mampu menyerap keringat dengan baik sekaligus memiliki tingkat breathability yang tinggi.


5. Memiliki Sertifikasi Internasional

Viscose Rayon untuk Gaya Sustainable Fashion bersama Asia Pacific Rayon (APR) by Royal Golden Eagle


Berbagai sertifikasi berhasil diperoleh Sateri dan Asia Pacific Rayon (APR) untuk beragam kategori. Sertifikasi untuk Sateri antara lain STeP by OEKO-TEX®, STANDARD 100 by OEKO-TEX®, Chain of Custody (CoC)., sertifikat dari Program untuk Pengesahan Sertifikasi Kehutanan (the Programme for the Endorsement of Forestry Certification™ atau PEFC™), ISO 9001, dan ISO 14001.

Sementara untuk Asia Pacific Rayon (APR) ada sertifikat Eco-Vadis, Cradle to Cradle (C2C) Certified Material Health Certificate™, Penghargaan National Lighthouse Industry 4.0 dari Kementerian Perindustrian Indonesia, mendapatkan label MADE IN GREEN by OEKO-TEX®, serta beragam sertifikasi lainnya.

Adanya sertifikasi ini membuktikan bahwa serat viscose hasil produksi Sateri dan Asia Pacific Rayon (APR) memiliki kualitas di atas rata-rata serta aman untuk lingkungan dan kesehatan.

 

Bentuk Kepedulian Royal Golden Eagle (RGE) untuk Keberlangsungan Program Keberlanjutan

Seperti telah disinggung dalam paragraf-paragraf sebelumnya, sebagai perusahaan yang berbasis sumber daya alam, Royal Golden Eagle (RGE) memiliki komitmen pada pembangunan berkelanjutan di semua lokasi perusahaan di mana mereka beroperasi. Komitmen tersebut diimplementasikan dalam sebuah program bernama “Kerangka Kerja Berkelanjutan”.

Viscose Rayon untuk Gaya Sustainable Fashion bersama Asia Pacific Rayon (APR) by Royal Golden Eagle

Disusun berdasarkan filosofi 5C dari Royal Golden Eagle (RGE) yang selalu berusaha memberikan manfaat bagi Masyarakat (Community), Negara (Country), Iklim (Climate), Pelanggan (Customer), dan kemudian akan memberikan kebaikan kembali bagi Perusahaan (Company), kerangka berkelanjutan ini menjadi pedoman kepada perusahaan di bawah naungan Royal Golden Eagle (RGE) dalam menerapkan praktik industri terbaik untuk masyarakat dan lingkungan.

Bekerja sama dengan pihak-pihak terkait seperti pemerintah, LSM, masyarakat, serta para ahli, perusahaan-perusahaan Royal Golden Eagle (RGE) akan terus berinovasi untuk memperbaiki kebijakan dan penerapan keberlanjutan mereka. Tak cukup sampai di situ saja. Pada waktu yang sudah ditentukan, masing-masing perusahaan juga akan memberikan laporan kemajuan yang transparan mengenai keberjalanan program “Kerangka Kerja Berkelanjutan” secara reguler. Sebagai contoh seperti Asia Pacific Rayon (APR) yang dengan rutin mengunggah laporan “Kerangka Kerja Berkelanjutan” di halaman website mereka. Laporan tersebut bisa kita akses dengan mudah untuk mengetahui sejauh mana perkembangan program keberlanjutan dari Asia Pacific Rayon (APR) berjalan.

3 Pilar Kerangka Keberlanjutan Royal Golden Eagle

Perlindungan Iklim: Konservasi, Air dan Energi (daur ulang air agar minim limbah, efisiensi energi), Pengendalian Kebakaran, Restorasi Ekosistem.

Kepedulian Sosial: Pemberdayaan Masyarakat, Kesehatan, Infrastruktur, Pendidikan, hingga Pemberian Ketrampilan.

Kepedulian kepada Negara: Transmigrasi, Ketenagakerjaan, dan Pembangunan.

Viscose Rayon untuk Gaya Sustainable Fashion bersama Asia Pacific Rayon (APR) by Royal Golden Eagle


Kesimpulan

Sustainable fashion bukanlah sekedar tren temporer yang berlangsung dalam waktu sebentar, namun menjadi bentuk komitmen jangka panjang manusia terhadap bumi yang mereka tinggali. Dengan menerapkan prinsip fesyen yang berkelanjutan, artinya manusia siap berkontribusi secara maksimal serta berani mengambil peran penting untuk menyelamatkan lingkungan. Tak cukup hanya dengan mengandalkan aksi dari segelintir pihak saja, gerakan sustainable fashion membutuhkan lebih banyak partisipasi, kolaborasi, serta dukungan dari berbagai kalangan. Mulai dari elemen produsen sebagai pembuat produk, hingga golongan konsumen yang berkedudukan sebagai pelanggan, tak terkecuali seperti saya dan Anda. Ya, KITA!

Lingkaran ekosistem ini berhasil mengajarkan kita untuk lebih bijak dalam mengonsumsi dan memandang sebuah pakaian. Bukan hanya sekedar lembaran kain penutup badan, namun juga bisa menjadi satu media yang dapat menyelamatkan alam dan lingkungan.

  • Dengan berfokus pada kualitas dan daya tahan pakaian, kita dapat mengurangi limbah tekstil yang sulit terurai dan membahayakan.
  • Dengan memperbaiki dan mendaur ulang, kita dapat bekrontribusi untuk mengurangi emisi karbon yang mengancam lapisan ozon.
  • Sementara dengan mendukung merek-merek yang melakukan praktik sustainable fashion, kita ikut mendorong inovasi dan perkembangan produksi yang lebih aman serta ramah lingkungan.

Pada akhirnya, melalui kesadaran dan tindakan yang dilandasi dengan prinsip berkelanjutan, kita bisa menciptakan sebuah iklim fesyen yang lebih baik. Di mana keindahan tidak hanya terlihat pada pakaian yang kita kenakan, tetapi juga pada jejak positif yang kita tinggalkan bagi generasi mendatang.

______________________________________________________________

Referensi & Sumber Gambar:

https://www.rgei.com/id/
https://www.aprayon.com/en/
https://www.its.ac.id/news/2022/11/02/fast-fashion-waste-limbah-yang-terlupakan/
https://envihsa.fkm.ui.ac.id/2022/03/25/fast-fashion-tren-mode-yang-menjadi-bumerang-terhadap-lingkungan/
https://indikator.co.id/rilis-survei-online-20-april-2022/
https://www.kejarmimpi.id/ketahui-fakta-tentang-fast-fashion-yang-tidak-banyak-orang-tahu.html
https://waste4change.com/blog/hati-hati-ketahui-bagaimana-sampah-pakaian-merusak-lingkungan/
https://unsplash.com/

You Might Also Like

0 comments

Yakin udah di baca? Apa cuma di scroll doang?
Yaudah, yang penting jangan lupa komen yes?
Maturnuwun ^^

FIND BLOGPOST

Total Viewers