Pengen Nyobain Ini di Solo Ya Allah

Kamis, Desember 22, 2016

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Gambar dari berbagai sumber
Solo, Solo, Solo. Apa itu Solo? Solo artinya sendiri, tidak berdua, bertiga, berempat, atau berlima. // Stop…..jangan mengumbar lelucon garing lagi. // Fine, kita kembali ke jalan yang benar wahai sodara-sodara.
***
Solo adalah kota kedua yang cukup lama aku tinggali setelah Purworejo. Hampir 5 tahun aku tinggal di Kota Solo. Sebenernya nggak lima tahun juga sih kalau di itung-itung. Anggep aja dulu jaman kuliah ada libur semester ekstra panjang hampir 2 bulan buat pulang ke rumah dan sempet bikin males ketika harus masuk kuliah di semester baru. 2 bulan dikali 8 semester kuliah hasilnya 16 bulan, itu sama aja dengan 1 tahun lebih 4  bulan. Berarti jika kita simpulkan, aku baru tinggal di Solo ±4 tahun 2 bulan 5 hari 8 jam 3 menit 45 detik. Cukup lama lah ya 4 tahun?

Naaaaah, dari 4 tahun 2 bulan 5 hari 8 jam 3 menit 59 detik tadi (detiknya udah nambah lho ya *catet*), ada beberapa hal khas Solo yang belum pernah aku coba rasakan sensasi dan kenikmatannya *lebai*. Apa saja itu? Monggo dilanjutkan baca post-post'an tentang wishlist berikut.

1. Naik Kereta Api Uap Jaladara
Kereta Api Uap Jaladara atau lebih dikenal dengan Sepur Kluthuk Jaladara, adalah kereta api wisata yang dijalankan dengan lokomotif uap tua buatan Jerman serta berjalan di lintasan rel yang tepat bersisian dengan jalan raya utama di pusat Kota Solo. Tahukah kisanak? Jaladara menjadi satu-satunya kereta uap di Indonesia dengan lintasan rel di tengah kota yang padat akan kendaraan bermotor. Keren kan?
Sumber : jalansolo.com
Terus kenapa aku belum pernah naik kereta uap ini? Jawabannya sangat mudah, tiketnya lumayan mahal coy! Dari beberapa sumber yang aku baca, harga tiket untuk warga Solo asli sebesar Rp.30.000,- untuk warga Karesidenan Solo sebesar Rp. 100.000,- dan harga untuk warga diluar Karesidenan Solo sebesar Rp. 200.000,-. Sedangkan jika kita ingin menyewa dengan sistem rombongan, pengelola mematok harga sebesar Rp. 3.750.000,- untuk satu kali jalan. Lumayan kan uang segitu kalau buat anak kostan, bisa buat makan, ngisi bensin, dan yang pasti buat beli kuota internet.

2. Berkeliling Solo denga Bus Tingkat Werkudara
Tahukah pembaca yang budiman dan budimin, Bus Tingkat Werkudara asli Solo ini juga menjadi bus city tour pertama di Indonesia. Bus berwarna merah terang mencolok mata ini mulai beroperasi pada tanggal 20 Februari 2011 dan akan mengantarkan wisatawan berkeliling Kota Solo dari ujung barat ke ujung timur.
Sumber : surakarta.go.id
Tiket eceran bus Werkudara di hargai sebesar Rp 20.000,- sedangkan untuk sistem sewa dipatok seharga Rp 800.000,- per 3 jam. Tiket bus bisa kita beli melalui gojek atau grab. Siaaaaah kagak ding, di Solo belum ada grab. Untuk tiket bisa kita beli di kantor Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Surakarta. Kantor Dishubkominfo Solo terletak di Jalan Menteri Supeno No. 7 atau di sebelah timur laut Stadion Manahan. Nah lo, bingung kan timur laut sebelah mana? *kemudian nyanyi arah mata angin jaman SD*

3. Mencoba Sensasi Railbus Bathara Kresna
Jadi top 3 dari wishlist ini tentang transportasi wisata di Solo, dan yang ketiga sebenarnya tidak jauh berbeda dengan Kereta Jaladara. Namanya Railbus Bathara Kresna. Railbus Bathara Kresna bisa dibilang  Jaladara versi modern plus murah. Kok bisa? Railbus buatan PT. INKA Madiun ini merupakan moda transportasi wisata yang memiliki jalur rel yang sama dengan Kereta Uap Jaladara, yaitu di Jalan Slamet Riyadi Solo. Macam tram ala - ala Eropa gitu. Jika Jaladara hanya beroperasi di Kota Solo, Railbus Batara Kresna akan berhenti di stasiun akhir Wonogiri. Tiket railbus dijual seharga Rp 4.000,- untuk satu kali perjalanan. Jadi jika kita hitung untuk pergi-pulang dari Solo - Wonogiri atau Wonogiri - Solo hanya Rp 8.000,-. Muraaaaaaaah.
Tram van Solo
Sumber : greatzone.news
Sebenernya dulu sempet punya plan sama temen-temen kuliah buat nyobain railbus kece ini, tapi berhubung banyak yang nggak bisa, akhirnya batal, batal, dan batal sampai waktu yang tidak bisa ditentukan.

4. Ngeksis di Grojogan Sewu
Mungkin ini hal yang cukup memalukan dari semua rasa penasaranku tentang Solo Raya. Meskipun sering ada acara kampus di daerah Tawangmangu, tapi aku belum pernah sedetikpun mengunjungi Grojogan Sewu. Air terjun berketinggian 80 meter ini terletak di kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. Katanya, kita harus menuruni 1.250 anak tangga dulu untuk sampai ke lokasi air terjun. Selain terkenal dengan hawa sejuk dan derasnya air, disini kita juga bisa bertemu dengan kera-kera liar yang sudah agak jinak. Mereka biasanya akan meminta snack kepada para pengunjung, seperti kacang atau pisang.

5. Menelisik Budaya di Keraton Surakarta
Lah, katanya udah 4 tahun di Solo? Belum pernah ke Keraton? // Kalo cuma lewat – lewat mah sering, tapi kalau masuk ke keratonnya belum hehehe.

Nama Keraton di Solo adalah Keraton Kasunanan. Keraton Kasunanan terletak di daerah Baluwarti, Kecamatan Pasar Kliwon. Jika kalian mau berkunjung, patokannya cukup mudah. Cukup naik Batik Solo Trans (BST) menuju Jalan Slamet Riyadi, kemudian turun di halte sekitar Pusat Grosir Solo (PGS). Lanjut jalan kaki ke arah selatan menuju Alun-Alun Lor khas Solo yang saat ini digunakan sebagai Pasar Darurat Klewer. Bagi agan dan aganwati yang enggan berjalan kaki, bisa menggunakan becak yang berjajar di sekitar jalan. Tipsnya, harus pandai-pandai nego dengan bapak tukang becaknya, biar dapet harga murah. Setelah melewati alun-alun, lanjutkan ke arah selatan lagi hingga memasuki daerah “supit urang.” Ikuti jalan satu arah tersebut, dan taradaaaaas sampailah kita di depan Keraton Solo yang didominasi dengan warna putih dan biru.
Sumber : surakarta.go.id
Bagi yang penasaran dengan bagian dalam keraton (seperti saya ini -,-“), kita bisa membeli tiket masuk dengan harga Rp 10.000,- saja. Namun jika ingin meminimalisir pengeluaran, kalian bisa berkeliling di luar area keraton sembari menikmati arsitektur kuno yang masih dipertahankan hingga sekarang. Cukup instagrammable banget lho tempatnya buat foto-foto hits kamu.

6. Muncak ke Lawu
Aku bukan anak gunung. Aku juga nggak ikut UKM pecinta alam. Tapi pengen “menuju puncak” gunung di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur ini.

Pengen menuju puncak? Ikutan AFI sana bang. // Yeaaaah yeaaaaah! keliatan kan udah tua, tontonannya AFI. Aku sih dulu jagoin Rini sama Kia AFI. // Kalau aku Ferry sama Mawar, mereka kan digosip-gosipin pacaran gituuuu. // STOP! Balik ke puncak Gunung Lawu gih! Malah bahas AFI. // Saaaaap komandaaaan!
 ***
Menurut gugel, Gunung Lawu adalah gunung tertinggi nomer 6 di Pulau Jawa. Gunung dengan puncak tertinggi bernama Hargo Dumilah ini memiliki ketinggian 3.265 mdpl. Jalur pendakiannya yang terkenal yaitu via Cemoro Kandang yang berada di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah serta Cemoro Sewu yang berada di Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Satu lagi keunikan yang terdapat di Gunung Lawu, yaitu sebuah warung makan sederhana yang konon katanya menjadi warung tertinggi di Indonesia. Warung Mbok Yem namanya. Terletak di atas 3000 mdpl, warung Mbok Yem menyediakan berbagai macam makanan khas pendaki. Salah satu yang populer adalah sego pecelnya. Wajib coba kalau bisa ke sana! *bulatkantekad*

7. Nostalgia DIKLATSAR KSR ke TAHURA
Baper kalau mau nulis yang ini hihihi. Pertama dan terakhir kali ke Tahura itu ya pas jaman jadi mahasiswa baru dan ikut DIKLATSAR KSR. Tahura ? KSR ? Apa itu bang? Oh iya bagi yang belum tahu, Tahura adalah singkatan dari Taman Hutan Raya. Kawasan pelestarian alam ini juga terletak di Tawangmangu, jadi lumayan adem-adem sejuk gitu hawanya. Sedangkan KSR singkatan dari Korps Sukarela, sebuah UKM dibawah naungan PMI yang aku ikuti selama kuliah. Dari hasil browsing-browsing, Tahura kini menjadi tempat wisata andalan di Tawangmangu.
Kabutnya bikin syahdu
Sumber : Dokumentasi KSR PMI Unit UNS
Terus kenapa pengen kesini lagi? Ya pengen nostalgia aja. Mengenang masa-masa menjadi “siswa” DIKLATSAR bersama 37 orang lainnya. Mengenang pertama kalinya menjadi seonggok Wisnu yang “bisa” menggendong carrier 60 liter sambil longmarch yang menurutku cukup sangat jauh. Makan nasi yang aslinya itu adalah beras berair. Menikmati Indomie nesting yang lebih nikmat daripada Indomie buatan burjo, dan yang pasti mengenang “kedongkolan dalam hati” karena “di gulung” disipliner berkali-kali. Komplit lah.
***
Sip! Itu tadi wishlist yang pengen aku realisasikan selama di Solo. Bagi kalian-kalian yang pengen mengajak seorang Wisnu, anak kurang piknik ini untuk mewujudkan 7 hal di atas, boleh banget lho. Tak tunggu malah *ngarep banget ya Allah*. Yang seriusan pengen ngajak ke pelaminan, eh…….gagal fokus - gagal fokus, yang serius pengen ngajak main dan mencoba 7 hal tadi bisa hubungi saya via komentar, mention di Twitter, dm ke IG, atau bisa juga kirim message ke Mxit gueh. Okeh beibeh? Okeeeeih?!

You Might Also Like

4 comments

  1. Semua yang kau tuliskan diatas aku belum pernah semua... Bisa lah mandu aku kalo nanti april maen kesana...

    BalasHapus
    Balasan
    1. lah, sini aja juga belom pernah bang...salah kalau milih aku jd tour guide haaha

      Hapus
  2. Mas, mampir ke planetarium di pesantren Assalam.. Ada teleskop gede... Dan jangan lupa makan mie nyemek dan tongseng. haha

    BalasHapus

Yakin udah di baca? Apa cuma di scroll doang?
Yaudah, yang penting jangan lupa komen yes?
Maturnuwun ^^

FIND BLOGPOST

Total Viewers