Dibuka dengan 4 Jam Kegabutan, Ditutup dengan Badan Meriang

Senin, Maret 16, 2020


بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم


Ke Jakarta lagi. Kalau bukan karena urusan masa depan, mungkin saya enggak bakal bela-belain berburu tiket kereta ke ibu kota. Maklum, sedang mencoba jadi job seeker lagi. Minta doanya, ya, semoga kali ini bisa jadi jalan rezeki saya. Aamiin…

***
Seperti biasa, tak nikmat rasanya jika perjalanan saya tidak dibumbui dengan drama-drama receh pelengkap cerita. Teringat dengan tulisan lawas tentang serangkaian drama selama tes CPNS tahun 2017, serta tragedi berdarah receh saat jalan-jalan ke Bukit Mongkrang, saya jadi pengen menuliskan beberapa drama yang saya alami selama melakukan perjalanan di ibu kota beberapa minggu lalu. Dimulai dengan 4 jam “ngemper” di Stasiun Pasar Senen dan ditutup dengan cerita tidak enak badan selama perjalanan pulang dari Jakarta menuju Surakarta.

Drama Episode 1 : Ngemper 4 Jam di Stasiun Pasar Senen
Saya berangkat menuju Jakarta menggunakan kereta api Bengawan. Sebagai kereta ekonomi dengan harga tiket yang sangat teramat murah dan terjangkau sekali (CUMA TUJUH PULUH EMPAT RIBU RUPIAH SAJA), saya sudah bisa mendapatkan satu nomor kursi dari Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta, menuju Stasiun Pasar Senen, Jakarta.

Kenapa bisa berangkat dari Stasiun Lempuyangan?
 
Karena tiket keberangkatan dari Stasiun Purwosari, Solo, waktu itu sudah habis. Alhasil, saya mencari alternatif tiket kereta Bengawan dari stasiun lain yang lokasinya berdekatan dengan Solo dan masih bisa dijangkau dengan kereta Prameks.

Saat menuliskan Stasiun Klaten sebagai stasiun keberangkatan di laman pemesanan, ternyata hasilnya sama. Habis.

Alhamdulillah, saat mengetik Stasiun Lempuyangan, ternyata masih ada tiket yang tersisa. Itu pun tinggal satu. Satu, lho! SATU. Tanpa pikir panjang, langsung saya booking saja.

***

Urusan tiket selesai, hari H keberangkatan ke Jakarta pun tiba. Setelah menempuh kurang lebih 9 jam perjalanan dari Yogyakarta, sampailah saya di Stasiun Pasar Senen pukul 06.30 pagi. Rencana awal, begitu tiba di Jakarta, sebenarnya saya ingin jalan-jalan keliling ibu kota. Qadarullah, ternyata pagi itu Jakarta sedang diguyur hujan. Mau tidak mau, saya harus menunggu agar hujannya sedikit reda terlebih dahulu.

Bosan hanya dengan duduk-duduk di kursi ruang tunggu, saya pun mengakalinya dengan : 

Jalan ke mini market → Beli roti dan air mineral → Kembali ke ruang tunggu → Makan roti → Jalan ke toilet → Buang air kecil → Duduk di ruang tunggu lagi → Makan roti lagi → Ngecek hp → Ke toilet lagi → Buang air besar → Duduk di ruang tunggu lagi → Makan roti → Ngecek ponsel → Rebahan sambil (n)dangdutan Lihat jam → Lah, baru jam tujuh kurang empat menit????

LHA-MHA

SHE-KHA-LHI

YA ALLAH!

Agar waktu menunggu menjadi sedikit berfaedah, akhirnya saya mengambil buku bacaan dari dalam tas. Satu buku yang baru saya baca sampai halaman 74, dan tak kunjung selesai saya baca hingga sekarang. Parah sekali memang. PENCITRAAN NANG INSTA STORY, TOK!

 4 jam menunggu hujan...
 
Drama Episode 2 : Tercegat Demonstran di Pinggir Jalan
Setelah sibuk pencitraan dan berulang kali mengusap story untuk mengecek “siapa yang sudah melihat dan memberikan suara” di polling nirfaedah instagram, saya mulai beranjak dari tempat duduk dan berjalan menuju loket penjualan tiket KRL.

“Stasiun Sudirman, satu, mas.”

Akhirnya, hasrat untuk jalan-jalan berhasil saya wujudkan setelah 4 jam lebih menunggu hujan reda di Jakarta. Meskipun masih menyisakan sedikit gerimis, setidaknya tetesan air hujan kali ini lebih “aman” untuk diterjang.

Beberapa menit menunggu, akhirnya rangkaian KRL ke arah Stasiun Sudirman datang. Begitu pintu terbuka, saya masuk dan duduk di kursi yang berada di sudut gerbong.

Sesampainya di Stasiun Sudirman, tujuan saya berikutnya adalah Stasiun MRT Dukuh Atas. Eaaa, pengen nyobain kereta bawah tanah pertama kali, cuy! Wkwkwk. Norak-norak, dah tu!

Stasiun Dukuh Atas BNI

Dari awal masuk Stasiun Dukuh Atas, beli tiket di loket, naik MRT, sampai keluar Stasiun Bundaran HI, sebenarnya tidak ada masalah sama sekali. Nah, baru setelah itu….

Ternyata bnyak demonstran di sekitar Hotel Pullman.

Baru sampai di Jakarta, ngemper 4 jam di stasiun, belum mandi, belum makan nasi dan baru sarapan beberapa potong roti, eee… mau jalan-jalan menikmati suasana mendung di ibu kota, malah disambut dengan gerombolan demonstran yang bikin macet jalanan.

Yowes! Mending balik kanan maju jalan!

Drama Episode 3 : Enggak Bisa Isi Ulang THB
Jalan-jalan saya ternyata tidak semulus rencana. Jadi, setelah tercegat demonstran di dekat Hotel Pullman, saya beneran balik kanan dan langsung kembali ke Stasiun Bundaran HI lagi.

Jalan-jalan uwopo ngono kui xD

Rencananya, setelah mengisi ulang saldo tiket MRT untuk kembali ke Stasiun Dukuh Atas, saya akan kembali berjalan kaki ke Stasiun Sudirman, kemudian menuju penginapan yang ada di daerah Pasar Minggu.

Tapi ternyata, Stasiun Sudirman sudah tidak melayani isi ulang THB lagi, pemirsa.

Pantesan, saya enggak nemu mesin isi ulang THB di sekitar stasiun. Pas tanya ke pak satpam dan mbak-mbak penjaga loket, baru tahu dong, kalau ada kebijakan ini. Paniklah saya.

Gimana enggak panik? Lhawong, pikiran dan bodi saya sudah mulai lelah setelah melewati 3 episode perjalanan penuh drama. Hahaha.

5 stasiun yang sudah tidak melayani penjualan dan pengisian ulang saldo THB

Drama Episode 4 : Ditolak Pengendara Ojek Daring
Selesai dengan drama isi ulang THB, saya kemudian membuka ponsel pintar dan mencari gambar rute perjalanan KRL di galeri.

Oke, stasiun KRL terdekat adalah Stasiun Karet.

Di dekat pintu masuk Stasiun Sudirman, saya berdiri dan mulai memesan ojek daring. Pemesanan pertama, berhasil diterima pengendara. Namun, selang beberapa menit, bapak pendendara ojek menyuruh saya untuk membatalkan orderan. Saat saya tanya kenapa, alasannya sederhana : MACET, MAS!

BAIKLAH, BAPAK….

Benar memang. Setelah berhasil mendapatkan ojek, jalanan yang saya lalui menuju Stasiun Karet ternyata cukup macet karena guyuran hujan. Ditambah lagi, waktu itu ada proyek pengerjaan jalan. Lengkaplah sudah drama kemacetan ini. 

Drama Episode 5 : Toiletnya Susah Disiram
Singkat cerita, sampailah saya di penginapan setelah melewati 4 episode drama. Overall, penginapan yang saya pesan ini, bagus. Saya dapat kamar yang bersih, ber-AC, ada toiletries, ada makanan ringan, serta tersedia dua botol air mineral. Ya, intinya sesuai dengan deskripsi yang ada di aplikasi.

Hanya saja, pas keesokan paginya saya menunaikan hajat untuk kemaslahatan umat, toiletnya susah disiram masak. Wkwkwk. Enggak mengganggu-mengganggu banget, sih. Tapi, memang perlu effort lebih buat sering-sering mencet tombol flush, biar kotorannya bisa “ilang”.

TERSANGKA!

Drama Episode 6 : Adu Argumen dengan Pengendara Ojek
Penyebabnya : bapak ojek salah membaca titik jemput di peta.

Padahal, titik penjemputan sudah saya atur sesuai lokasi saya saat itu. Sebut saja pintu keluar A. Sementara sang bapak ojek, menjemput saya di pintu keluar B. Kalau pakai motor, sebenarnya jarak kedua titik ini enggak jauh-jauh banget. Tapi memang kudu muter dulu. Apalagi waktu itu jam-jam sibuk pulang kantor, jadi jalanan memang agak macet.

Sebelum putar balik dan mau nyamperin saya, bapak ojek sempet menyampaikan argumen "panasnya" lewat pesan teks di aplikasi. Bahkan, pas sampai di depan saya pun masih begitu. Saya kira bakal langsung ngasih helm dan “ngangkut” saya. Eee, tetep aja kekeh sama pendapat dia.

GIMANA BISA SALAH NGATUR LOKASI PENJEMPUTAN, MAS?”

Saya yang punya bukti dan merasa benar, enggak mau kalah, dong.

“SALAH GIMANA PAK? NAMA LOKASI DAN TITIK WARNA BIRU DI APLIKASI ITU SESUAI, LHO, SAMA POSISI SAYA” *SAMBIL NGLIATIN PONSEL KE BAPAK OJEK*

Ya, “panasnya” pas proses order itu doang, sih. Setelah itu, kami ngobrol biasa. Hehe…

Drama Episode 7 : Zonk! Enggak Ada ATM di Alfamart
Malam terakhir sebelum kembali ke Solo, sebenarnya saya ingin numpang di indekos teman. Tapi pas saya konfirmasi lagi, ternyata dia sedang ada kerjaan di Depok. Jadi, enggak bisa.

Yowes, akhirnya saya nyari penginapan yang lokasinya deket sama Stasiun Pasar Senen. Biar enggak buru-buru dan lebih gampang pas mau pulang.

***

Setelah selesai dengan urusan booking penginapan via aplikasi, saya lanjut dengan proses pembayaran melalui Alfamart. Niat hati sekalian mau ngambil uang buat bayar dan beli jajanan, begitu. Eladalah, ternyata Alfamart yang saya tuju malah enggak ada ATMnya.

Mau enggak mau, saya mesen ojek lagi buat ke ATM terdekat. Padahal dari penginapan ke Alfamart, saya juga naik ojek. Seketika ongkos sepuluh ribuku berasa melayang sia-sia tak berguna (T_T) Mau bayar penginapan, enggak jadi. Mau beli jajanan pun, enggak bisa.

Drama Episode 8 : Pulang-pulang Badan Meriang :(
Saya sudah excited banget waktu itu, karena mau pulang menggunakan kereta yang melewati jalur Pantura (Pantai Utara). Maklum, status saya sebagai warga Keraton Agung Sejagat Purworejo, otomatis menjadikan saya sebagai pengguna setia kereta api jalur selatan.

Pernah, sih, sekali, melewati jalur utara. Sayangnya, saya dapat kereta yang malam hari. Ya, otomatis enggak bisa menikmati pemandangan alamnya. Padahal, kan, saya kepengen merasakan duduk di kereta sambil melihat indahnya deburan ombak pantai utara.

***

Eh, ternyata….

Mungkin karena malamnya kurang tidur, paginya enggak sarapan, ditambah AC di gerbong (yang menurut saya dingin sekali), membuat saya jadi enggak enak badan. Dari penginapan hingga masuk stasiun, saya belum merasakan apa-apa. Ibarat kata, badan masih fit, lah. Nah, setelah beberapa jam kereta berjalan, baru…

Badan mulai meriang dengan tambahan sakit kepala di bagian belakang.

Dari yang awalnya excited pengen menikmati pemandangan jalur pantura (terutama pas melewati pantainya), berubah jadi pengen cepet-cepet sampai Solo dan tidur nyaman di kos-kosan.

***

SAYANG SEKALI, NU, ANDA HARUS MENEMPUH 10 JAM PERJALANAN DULU, BARU BISA MEREBAHKAN BADAN DI KASUR KOSAN...

You Might Also Like

47 comments

  1. welcome to Jakarta!!

    pasti tiap orang bakalan menemukan ceritanya masing-masing saat berada di jakarta. gue sendiri, yang memang asli orang jakarta, masih aja harus bertemu dengan drama-drama yang seperti itu. tapi, emang mungkin faktor jarang pulang ke jakarta aja sih. heuheu

    gue bakalan mati gaya sih, kalo udah nunggu selama 4 jam seperti itu.

    tapi, pengalaman dapet toilet yang susah di flash itu ngehe juga sih. kayak ngajak berantem tai yang barusan kita keluarin. wasyu.

    semoga setelah sembuh, bisa kembali ke jakarta ya.
    dan semoga semua urusannya lancar
    amin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tai kok diajak berantem. Kelakuan.

      Hapus
    2. Seketika sang ta*i ngomong : Aku jyjyk, mas. Jangan sentuh aku!

      Hapus
    3. Aamiin, Zi. Alhamdulillah udah sembuh. Udah bisa rebahan dengan nyaman di kamar kosan.

      Hapus
    4. Ahhahahah kacaw ngakak aku yaquiiin

      Hapus
  2. Wisnu hidup-penuh-drama Tri. Wahahahahaha.

    Lain kali bawa kasur ke kereta biar ga perlu nunggu sampai 10 jam.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga tidak menjadi Drama King. SE-MO-GA....

      Ya, kalau keretanya macam kereta di film-film India itu, oke sih, Man. Sayangnya, kereta di Indonesia kan gerbongya tidak "tidur friendly". Wahahaha

      Hapus
    2. Kayaknya kalau kereta yang eksekutif kursinya bisa direbahin kan ya? Soalnya waktu itu pernah naik bisa buat rebahan, walaupun kaki mentok sih hahaha

      Hapus
    3. Waiya, bener, bener...

      Harap dimaklumi, karena belum pernah naik kereta eksekutif xD

      Hapus
  3. Ceritanya menarik. Semoga segera dapat kerjaan yang pas ya..
    Kayaknya baru pertama kali main ke sini. Salam kenal Mas Wisnu.

    BalasHapus
  4. Bengawan masih jadi yang termurah, yak, kalo dapat slotnya. keseringan abis duluan itu tiket. dulu pas ke jogja dapatnya juga segitu, dan balik dari jogja, ngempeeeeerrr di senen yang gak dibolehin tidur. dari jams etengah dua malem, sampai jam 5 subuh sambil nahan pipis karena toilet dis enen rusak semua dan ditutup.

    Apa lagi itu kereta jalur utara? saya nggak pernah dengeeerrr. karena jarang ke luar kota naik kereta api yg berbeda. apa iya ada yang bisa liat laut dari keretaaaa? malah ikutan kepengin iniiii...

    btw, berapa kali siraman dan nekan flush sampai t*inya kalah, Wis?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah, iya. Kemarin itu aku juga alhamdulillah banget. Tinggal nyisa satu. Meskipun kudu berangkat dari Jogja, nggakpapa. Yang penting murah xD

      Sekarang jadwalnya baru, Haw. Dulu emang yang tujuan Jakarta, sampai sana jam dua apa setengah tiga pagi. Tapi sekarang jadi jam 06.30an. Jadi insyaallah aman, bisa langsung cus, tanpa harus nginep stasiun. *kecuali kondisi tertentu kaya saya. Hehe.

      Bisa, Haw. Kalau di daerah Jawa Tengah itu pas nglewatin daerah Kendal-Semarang (kalau enggak salah). Relnya bener-bener samping pantai pas. Deket banget.

      Lupa, yang pasti lebih dari 5X. Wahahaha

      Hapus
  5. Sampai hari ini, saya yang tinggal di Jakarta belum sekali pun mencoba MRT alias kereta bawah tanah itu. Bingung juga sebetulnya mau ke mana kalau jalan-jalan naik begituan. Terbiasa naik motor.

    Toilet duduk aja buat membuang ampasnya susah, ini ditambah enggak bisa diguyur alias flush. Suram.

    Eh, ini tes CPNS yang kemarinan itu, kan? Teman saya juga ada tuh yang nanya soal Stasiun Palmerah enggak bisa lagi pakai THB. Berkat dia, saya jadi tahu ada beberapa stasiun yang mesti pakai kartu duit digital. Saking lamanya mengisolasi diri nih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Yog. Saya sebenernya juga cuma pengen ngrasain naik MRT doang sih. Masalah jalan, itu cuma ngikut kaki aja. Eh, ngepasi ada demo. Yowes, langsung balik aja.

      Ada untungnya juga saya nggak jadi nginep di kosan temen yg daerah Palmerah.

      Hapus
  6. Wahahaha kok ya aku ngekek sambil geleng2 mas. Lengkap sudah penderitaanmu ya🤣🤣🤣
    Untung sabarmu akih🤣

    BalasHapus
  7. Pegel ra Nu, liwat jembatan penyeberangane stasiun yang mo ke dukuh atas ataawa sudirman ? hahhahah

    Ya robbi..wisnu sek warga ketajaan agung sekagad e maksude dudu deng, sek wong pordjo uda nyobain mrt, aku malah durung hahahhahaa

    Haruse nek pas liwat pulmann kejebak demo, mlipiro meng bagian mburi nu, blanja atau liat2 thamrin city, nah itu bisa sekalian belanja batik atau baju lebaran hahahhaha

    #wakakka, aku juga nek menangi toilet duduk ki rodo deg deg ser, wedi ga iso diflush, makane sebelum beraque ya kudu diematin bisa dipenced apa paling ora ada keran di sampinge hahahahah

    Jan ngenes banget, tapi penuh hikmah yo, moha ndang cepet dapat pengumuman baik test test-ane

    Nek kereta api ekonomi aku taune kutajaya, iku jamanku isih gawe ning jakpus sampe kta nek ga salah 60 ribu dong
    Tapi yaiku kadang empet empetan banget, nek lagi ga beruntung dapete korsi cedak wc sek pas sliwar sliwer orang ke toilet langsung makbleng pesiiiiing hhahahh
    Trus ac ne dingiiiiiiin banget, bali bali aku biduren gegara alergi dingin atau udara kotor

    BalasHapus
    Balasan
    1. JPO mbak, maksudnya? Aku kemarin lewat jalan biasa itu e. Nggak nemu JPO. Itu juga lumayan pegel, karena masih nggendong-nggendong tas isi baju buat di Jakarta 4 harian :D

      Mumpung ke Jakarta mbak. Kan nggak tau juga, kapan bisa ke jakarta lagi. Makanya mending nyoba sekalian pas itu.

      Wah, ra PD mbak masuk mall. Muka-muka kucel belum mandi. Wkwkwk

      Aamiin, terima kasih doanya mbak nit...

      Hapus
  8. waduh komplikasi sekali mas haha. yang paling ga kebayang itu toilet susah disiram deh :( gimna tuh jadinya haha.

    dan smg cepat enakan mas biar ga terdeteksi corona

    BalasHapus
  9. Wah.. dramanya di atas drama nih.
    Jadi ngenes banget perjalanan ke ibu kotanya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dramanya di atas drama?

      Saya : *berpikir keras*

      Hapus
  10. Tetap semangat dan jangan patah arang, mas Wisnu 👌.

    Kudoakan segera dapat pekerjaan yang sesuai dan yang diinginkan.

    BalasHapus
  11. Hallo, Mas Wisnu, aku kembali main kesini :D
    Apa kabar?

    Iya juga ya, murah tiketnya. Seperti di paragraf pertama, semoga selalu dimudahkan ya, Mas. Aamiin..

    Alhamdulilah masih tersisa satu ya, Mas. Meskipun harus ke Jogja dulu. Tapi alhamdulilahnya ada, kalau gak ada kira-kira bakal kemana ya, Mas?

    Bisa aja sih, Mas. Karena kurang tidur dan dinginnya AC di gerbong. Jadinya meriang, semoga sehat selalu, Mas..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sehat alhamdulillah. Lama nggak muncul, Ndi? Sibuk sdi "dunia nyata" kah? Atau ada masalah dg blognya?

      Kalau nggak kebagian tiket Bengawan? Upgrade ke kelas ekonomi premium / bisnis. Wkwkwk

      Hapus
  12. Jadi gimana mas pengalamannya lewat jalur utara? Aku yang asli semarang sering lewat jalur utara. Lewat jalur selatan jarang. Kita kebalikan :D

    Aku beberapa kali ke jakarta belum naik MRT..hahaha. rasanya perlu agendakan waktu buat nyoba MRT. Biar tahu rasanya naik MRT jakarta :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah, agendakan mas. Fardhu 'ain itu hukumnya kalau ke jakarta :)

      Hapus
  13. Wihhh lewat stasiun lempuyangan berangkatnya, deket penginapan saya tuh.. Berjarak 200 meteran dari lokasi itu hihi.. wkwkwk di jakarta emang banyak ceritanya yaa, saya juga ke jakarta beberapa waktu yang lalu sering banget dapet kejadian seperti itu, mulai dari cari ojek susah, kemana mana jalan dan sebagainya. Daripada tersesat mending panggil temen yang ada dijakarta, yang kebetulan tau arah arah di jakarta dimana, dan untungnya itu temen blogger dari kenalan waktu adain acara tertentu di jogja beberapa waktu yang lalu. Jadi agak aman deh, dan pengalaman penginapan di jakarta juga masih aman hihi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kebetulan temen yang mau tak tumpangi pas di Jakarta, ada kesibukan sendiri. Jadi, ya, kemarin asal nekad aja. Alhamdulillah, aman. Walaupun kudu kena banyak drama.

      Hapus
  14. Pengen ketawa... tapi kok takut dosa... WKWKWKWKWK

    *eh barusan ketawa yak. ampuni hamba :v

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bersegeralah memohon ampun kepada Tuhan, wahai manusia...

      Hapus
  15. jakarta memang penuh dramaaaaaa harus kuat kakak
    duh iya mas temen pas mau naik KRL ya gabisa isi ulang di sudriman
    y wis ngebuswai

    tapi jakarta semakin tidak bersahabat mas musim corona ini
    doa terbaik aja apapun hasilnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Busway juga pakai emoney kan ya? *Saya nggak punya xD

      Aamiin

      Hapus
  16. Coba diingat2 mas, jangan lagi masuk acara "hari yang aneh"

    Btw tetap semangat yah. Smg sukses

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nggak nemu kamera tersembunyi itu saya. Jadi sepertinya bukan :D

      Aamiin

      Hapus
    2. Hari yang berat akan menjadi hari yang indah dikenang kelak nanti

      Hapus
  17. 4 jam lama banget, aku sebagai anak yang bosenan dikasih waktu 1 jam aja udah gelisah sih. Dan itu, toilet susah disiram ngeselin, mengurangi kenikmatan dalam buang hajat! Pas pulang protes ke pihak penginapan gak? Atau pasrah aja? Hahaha (( pasrah ))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bosen pol,lha gimana lagi, hujan juga, teh. Mau kemana-mana nggak bisa. Nunggu terang dulu.

      Enggak,wkwkwk. Pasrah aja udah xD

      Hapus
  18. trus gimana hasil perjuangan yg totalitas di ibukotanya itu? tercapai ga tujuannya?
    masa iya kurang menderita sih kayak gitu.. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Belum rejeki lagi :( Yang diambil 3 orang, eh, saya baru nangkring di rangking 13. Wkwkwk. Yasudahla...

      Hapus
  19. Koq saya bacanya antara nelongso karo ngakak yo mas? Berangakt smangat 45 balik" loyo.. Geli pas baca jalan" uopo iki... Sama si tersangka alias toiletnya wkkaaakaaaa.. Ujung"nya balik lagi dikasur kost 😂

    BalasHapus
  20. Benar2 melelahkan ya mas. Tapi hikmahnya jadi dapat ide buat bikin konten. Drama nunggu berjam-jam dan lain-lain itu nggak sia2.

    BalasHapus

Yakin udah di baca? Apa cuma di scroll doang?
Yaudah, yang penting jangan lupa komen yes?
Maturnuwun ^^

FIND BLOGPOST

Total Viewers