Merantau (?)

Jumat, Desember 02, 2016

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Sumber : unsplash.com
Waduh kaya judul fimnya Iko Uwais, Nu? // Iya, kenapa emang? // Enggak, ngomen aja biar rame // *laaaah gua timpuk pake sendal lu toooong, tooooong*

***

So, how I feel when I must “merantau” for the first time of my life? Jawabannya antara senang dan sedih. Senang karena dengan merantau, berarti aku sudah punya status sebagai seorang mahasiswa baru setelah dinyatakan lulus SNMPTN jalur undangan atau lebih populer dengan jalur masuk tanpa tes (cie-illleee tanpa tes). Ya, aku harus “keluar rumah” untuk pertama kalinya ketika lulus dari SMA dan diterima menjadi mahasiswa baru di Solo. Kedua, sedih-sedih sendu. Entah kenapa saat berpamitan untuk berangkat ke Solo, ada rasa sedih yang sejenak melintas di pikiranku. Hal ini terjadi ketika aku salim dan mencium tangan kedua orang tuaku untuk minta doa restu agar diberikan kemudahan saat belajar di kota rantau.
Terlepas dari senang dan sedih yang aku rasakan, pergi merantau nyatanya memberikan banyak hal positif untuk diriku. Pertama, pergi dan tinggal di tempat asing akan memberikan kita teman, lebih tepatnya keluarga baru. Meskipun bukan keluarga karena ikatan darah, tapi “keluarga barumu” di perantauan bakal menjadi salah satu orang terdekat (selain pasangan tentunya hehehe) yang bakal menemani & mengisi waktu luangmu. Mereka juga akan siap membantumu ketika kita butuh bantuan. Jadi perbanyak dan jagalah ikatan “keluargamu” di tanah rantau, teman!

Kedua, merantau mengajariku bahwa “pulang ke rumah” adalah hal terindah untuk para perantau. Meskipun jarak Solo dengan kota kelahiranku Purworejo tidak terlalu jauh ( ±4 jam perjalanan menggunakan sepeda motor, mobil, atau bus), tapi kesibukanku sebagai mahasiswa & saat ini sebagai seorang pekerja, kadang hanya memungkinkan aku untuk pulang ke rumah 1 bulan sekali. Itupun sering terasa kurang, rasanya berat untuk beranjak dari rumah ketika esok paginya harus kembali lagi ke tempat rantau. Salut, dah, sama temen-temen yang merantau cukup jauh dari rumah mereka, dan mungkin hanya bisa pulang ketika libur panjang serta rela antri berburu tiket demi pulang ke daerah asal. Kalian luar biasaaah! *Angkat empat jempol*.

Ketiga, merantau memberi banyak pengalaman baru. Pengalaman mengatur keuangan. Pengalaman untuk menjadi pribadi yang lebih mandiri tanpa ketergantungan dengan orang tua. Pengalaman menjelajah tempat-tempat baru yang belum pernah aku kunjungi, dan yang pasti adalah pengalaman untuk bertahan hidup di akhir bulan ketika kondisi keuanganmu sangat teramat kritis.

Ada satu pengalaman yang mungkin akan selalu aku ingat ketika menjadi mahasiswa rantau akhir bulan dengan uang hanya cukup untuk makan beberapa hari. Ya, HANYA MAKAN. Nggak beli minum gitu, Nu? // Enggak! // Lha minum-mu pie? Jawabannya, aku minum air kran di kost-kost’an.

Silakan percaya!

Kalau nggak percaya??

Anda harus "wajib fardhu 'ain" percaya. Hahahaha

Keempat, setelah merantau ±5 tahun ini aku semakin cinta dengan tanah kelahiranku, Purworejo (lebay banget yaaaak?). Nggak tahu kenapa, meskipun di Purworejo nggak ada (belum ada tepatnya ^^”) bioskop, moll, kaefci, mek-di, dan apapun itu yang sejenis, Purworejo tetap menjadi kota kecil yang selalu aku rindukan dan banggakan.
Branding Kabupaten Purworejo
Sumber : https://yenachatleya.wordpress.com/
Mek-di, emoll dan kawan-kawannya nggak ada, Nu? // Terus kotamu itu punya apa?

Banyaaaaak! Pantai? Ada. Pegunungan dan suasana asri hutan? Ada. Sawah & perkebunan masih banyak terbentang (yaaa, walaupun sekarang sudah mulai berkurang dijadikan perumahan dan ruko-ruko), sih. Purworejo juga kaya budaya, oleh karena itulah kabupaten yang terkenal dengan tari Ndolalak dan Dawet Irengnya ini menjadikan Go Agriculture Vision sebagai tagline untuk mengangkat branding Purworejo sebagai kabupaten yang mengedepankan potensi pertanian (agriculture) serta budaya (culture) dalam rangka promosi daerah untuk tujuan wisata & investasi.

Last but not least, dengan merantau aku tahu bahwa salah satu hal berharga yang kadang tak terasa dan terlupa adalah sebuah kebersamaan bersama anggota keluarga, Full Team! Berhubung kedua kakakku sudah menikah dan mempunyai kesibukkan masing-masing, berkumpul bersama ibu, bapak, kakak, serta ponakan itu menjadi sebuah precious moment ketika kita bisa benar-benar meluangkan waktu meskipun hanya sekedar makan malam atau menonton tv bersama.

***

Nah itu beberapa positive effect yang aku dapat setelah mengalami dan merasakan apa itu "merantau". Bukan berarti aku tak cinta dengan daerah asal, setidaknya dengan merantau, rasa cinta itu malah tumbuh besar dan semakin besar *paansihniii*.

Sebagai penutup, berikut ada sekelumit syair yang aku peroleh dari hasil googling tentang merantau, menyentuh sekali ()

merantaulah… agar kamu tau bagaimana rasanya rindu dan kemana kau harus pulang.
merantaulah… engkau akan tahu betapa berharganya waktu bersama keluarga.
merantaulah… engkau kan mengerti alasan kenapa kau harus kembali.
merantaulah… akan tumbuh cinta yang tak pernah hadir sebelumnya. pada kampung halamanmu. pada mereka yg kau tinggalkan.
merantaulah… engkau akan menghargai tiap detik waktu yg kamu lalui bersama ibu, bapak, adik, kakak, ketika kamu pulang ke rumah.
merantaulah… engkau kan lebih paham kenapa orang tuamu berat melepasmu pergi jauh.
merantaulah… engkau kan lebih mengerti arti sebuah perpisahan.
merantaulah… semakin jauh tanah rantauan, semakin jarang pulang, semakin terasa betapa berharganya pulang
Sekali lagi.. Merantaulah… engkau kan tahu kenapa kau harus pulang dan engkaupun kan tahu siapa yang akan kau rindu…

You Might Also Like

8 comments

  1. salut euy berani merantau dan pasti emang pengalamannya lebih banyak yang merantau sih ya \o/

    semoga purworejo tetep begitu, gak ada mall dkk-nya karena pastu bakal sumpek sumpah -__-

    BalasHapus
    Balasan
    1. itu pun "terpaksa" gegara kuliah bang...hahahaha

      aamiin

      Hapus
  2. Merantau itu emang asik dan menyenangkan dah

    BalasHapus
  3. Nuuuuuu.. baru jalan dua bulan di Jakarta rasanya cintaku makin berkobar ke kota kelahiran! Lebay tapi ini beneran, hiks. Aku pengen banget pulang tapi belum ada kesempatan. Doain kuat ya, Nu ><

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baqoh zi....salut dah, jakarta - sidoarjo jauh beudt

      Hapus
  4. Purworejomu mana e? Dii kota? Seputaran jalan raya selatan? Atau malah di Perbukitan Menoreh? Kalau nyebut Purworejo aku ingetnya malah di sana banyak curug, hahaha. :D

    Eh, berarti kalau dari Solo ke Purworejo lewatnya Salatiga - Magelang ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. arah magelang/wonosobo, bukan kota hehe

      kagak, lewat jogja aku

      Hapus

Yakin udah di baca? Apa cuma di scroll doang?
Yaudah, yang penting jangan lupa komen yes?
Maturnuwun ^^

FIND BLOGPOST

Total Viewers